Pohon ini memiliki batang yang berkayu, namun sering tumbuh seperti tali-temali. Batangnya dijadikan sebagai rangka atap rumah adat, tanpani. Batangnya yang berukuran kecil dapat  sebagai pengikat, layaknya tali temali.
Buah Koknaba terlihat eksotis. Tata letak buahnya bersusun dalam suatu rangkaian. Kulit buahnya berwarna merah, mulus. Daging buahnya putih, dan terdapat banyak biji berwarna hitam di dalam daging buahnya.
Daging buah Koknaba itu rasanya manis. Kadang ada yang agak kecut. Kita mudah menemukan buah ini di atas batu karang, padang rumput, Â atau hutan seperti di Camplong, Kupang, Â Anak-anak suka sekali mencari buah ini.
Pada musim Koknaba, mereka ramai-ramai mencarinya. Sebagian dimakan, sebagian dijual di pinggir jalan dengan harga yang sangat murah. Makhlumlah, diambil secara gratisan dari alam.
Musim buah koknaba antar bulan September hingga Oktober. Buah tumbuhan hutan ini seringkali dijual di sekitar arel setelah Camplong. Kadang dijual juga oleh penduduk di pinggir jalan setelah Kota Kefamenanu, TTU.
Koknaba dan Politik Tak Ada Hubungan
Koknaba dan politik, jelas tidak ada hubungan sama sekali. Yang satunya adalah tumbuhan yang hidupnya liar di daratan Timor. Sedangkan politik, adalah hal yang  berkaitan dengan penyelenggarakan publik, pemerintahan, dan negara.
Koknaba, merupakan buah hutan yang dapat dimakan. Sementara politik, adalah konsumsi para politikus. Mereka berusaha untuk 'jualan' opini dengan harapan dapat mendulang kepercayaan dan pengikut. Tentunya, dapat mengumpulkan suara untuk mendapatkan posisi sesuai dengan apa yang diikutinya.
Semoga Koknaba tidak disangkut-pautkan lagi dengan politisi ingkar janji ya. Kasihan, Koknaba yang enak itu harus disamakan dengan politisi model begituan.