Pohon gebang, sangat berperan bagi kehidupan manusia. Mulai dari batang, tangkai daun, daun, buah dan biji. Juga dapat menyediakan air nira yang manis untuk dinikmati oleh manusia dan aneka hewan.
Hampir semua orang yang berdomisili atau sering bepergian ke areal Jabodetabek, akan tahu ada tempat bernama Bantar Gebang. Bantar Gebang merupakan salah satu kecamatan di Kota Bekasi, Jawa Barat.
Merujuk pada bahasa Sunda, bantar merupakan areal pinggiran sungai. Gebang adalah nama pohon palem. Di beberapa tempat, Gebang disebut dengan kata Gewang. Belum lagi nama lokalnya, disesuaikan dengan bahasa daerah setempat. Suku dawan Timor, NTT menyebutnya Noek. Lengkapnya, Noek Tune untuk membedakannya dengan Noek Hene (lontar).
Pada akhirnya semua perlu merujuk pada taksonomi tumbuhan. Gebang merupakan salah satu kelompok tumbuhan palem bernama ilmiah Corypha utan Lamk.
Ciri Khas Gebang
Gebang atau Noek Tune (dawan Timor), merupakan salah satu pohon palem yang tumbuh dengan sendirinya. Jatuh dari pohonnya lalu tumbuh atau buahnya dibawa oleh kelelawar dan burung yang dijatuhkan ketika selesai memakan daging buahnya, atau terpeleset jatuh.
Layaknya pohon palem-paleman, gebang berakar serabut. Memiliki satu batang tunggal. Gebang yang besar, batangnya bisa besar hingga belasan, bahkan puluhan meter. Sementara jenis kecil, batangnya sangat ramping dan tidak tinggi.
Keunikan pohon gebang, hanya akan berbunga dan berbuah satu kali saja dan setelah itu akan mati. Di saat berbunga itulah, penduduk memotong rangkaian mayangnya, lalu mengambil niranya. Pelepah tangkai daunnya bergerigi seperti gergaji dan sangat tajam.
Manfaat Gebang
Pohon gebang mempunyai manfaat yang tak dapat dibaikan begitu saja. Utamanya di daerah pedesaan atau perkampungan. Suku Timor NTT, sudah sangat familiar dan memanfaatkan pohon gebang ini untuk berbagai kepentingan.
Mari kita melihat bagaimana peran ganda pohon gebang dalam kehidupan manusia. Dari pelajaran ini, kita dapat berpikir untuk menanam, atau paling tidak melestarikan yang tumbuh bebas di lahan-lahan kosong, bukit, dan hutan. Berikut, manfaat ganda pohon gebang.
Sebagai Bahan Pangan dan Pakan
Batang pohon gebang, ternyata menyimpan tepung pati seperti pohon sagu. Penduduk suku dawan Timor, secara turun-temurun telah menebang dan mengambil tepung gebang. Namanya putak.
Putak merupakan sumber pangan yang banyak mengandung karbohidrat dan energi yang tinggi. Karenanya, putak diolah menjadi makanan pokok sebagai pengganti nasi dan jagung. Putak biasanya dicampur dengan kelapa dan kacang hijau lalu dibuat plat dan dipanggang di atas batu plat.
Putak ini, diolah untuk diambil tepungnya yang dijadikan sebagai bahan pangan utama. Dalaman lain yang tak dapat dijadikan tepung, akan diberikan kepada ternak sapi, babi, kambing, dan ayam kampung. Ternak yang diberi cacahan putak, akan cepat gemuk dan sangat jinak pada pemiliknya.
Namun kini putak lebih banyak dicampurkan ke pakan ternak daripada dijadikan sebagai bahan pangan utama penduduk. Tepung putak, agak sulit diperoleh di pasar untuk dibuat semacam kue sagu. Karena sulit dibedakan dengan sagu, maka orang-orang di Timor pun menamakan tepung putak sebagai tepung sagu.
Penelitian Medo Kote, dkk dari BPTP NTT Â menunjukkan komposisi putak terdiri dari air sebesar 40-50 persen, serat kasar (15-18 persen) dan abu (7-8 persen). Juga mengandung nilai gizi berupa protein sebesar 2-2,3 persen dan lemak (0,7-1,2 persen).
Atap Rumah dan Bahan Baku Anyaman
Daun gebang menjadi bahan utama atap rumah di desa-desa. Biasanya setelah dipotong maka dikeringkan terlebih dahulu sebelum  mengatap rumah atau pondok di sawah dan ladang.
Daun gebang juga dapat digunakan untuk aneka kerajinan. Dari daun gebang, dapat dibuat anyaman berupa tikar, bakul, nyiru untuk menampih beras, tempat padi (sokal) dan kipas untuk mengipas api di dapur. Selain itu, dibuat daun gebang juga dapat dibuat tatakan periuk, gelas, atau alas kepala perempuan saat menjunjung beban di kepala.
Bahan Baku Pembuatan Tali Temali
Dari pucuk gebang, dapat dibuat aneka tali. Tetapi harus melalui proses pemisahan serat tali dengan bagian yang tidak kuat. Hasil pemisahan ini dinamakan kufa.
Kufa inilah yang akan digunakan untuk memintal aneka tali untuk mengikat ternak. Selain itu, kufa juga digunakan untuk mengikat motif-motif pada proses mengikat kain tenun ikat.
Sebagai Dinding Rumah dan PagarÂ
Pelepah gebang yang panjang dan bergerigi dapat dimanfaatkan untuk membuat pagar. Sedangkan jenis gebang yang kecil memiliki pelepah yang kecil dan ramping. Pelepah gebang dinamakan bebak.
Bebak-bebak kecil ini biasanya disusun sedemikian rupa dalam 3 bilah bambu, lebih kurang lebarnya seperti daun pintu. Lalu disatukan sebagai dinding. Jadilah rumah berdinding bebak, beratap daun gebang yang sederhana tapi sejuk.
Buahnya Enak dan Bijinya untuk Perhiasan
Daging buah pohon gebang hampir mirip dengan buah enau yang biasa dikenal dengan nama kolang-kaling. Namun ukuran buah gebang lebih kecil dibandingkan dengan buah enau. Anak-anak, termasuk orang dewasa suka memakan buah  gebang karena tekstur yang kenyal dan rasanya agak manis.
Biji gebang dapat dilubangi dan dibuat manik-manik sebagai perhiasan. Guru-guru SD di kampung juga biasa mewajibkan anak-anak didik mereka untuk membuat sempoa dari untaian biji gebang ini.
Niranya Bisa Dibuat Tuak
Apabila pohon gebang sudah mendekati saat akan mati, maka ia akan berbunga. Penduduk yang pintar lalu naik dan memotong bunga tersebut. Nira yang manis akan mengalir dari potongan bunga tersebut.
Nira ini, biasa difermentasi yang dinamakan tuak. Seringkali dicampur dengan beberapa jenis kayu yang dapat memabukkan apabila diminum. Namanya Tua menu.
Nira harus diambil sebanyak dua kali, pada pagi dan sore hari. Saat diambil, maka tangkai bunga harus dipotong lagi agar niranya terus mengalir. Demikian dilakukan terus-menerus sampai pohon gebang berhenti mengeluarkan niranya.
Demikian manfaat ganda dari pohon gebang yang jarang diketahui. Mulai dari batang, daun, pelepah, hingga bung, buah, dan bijinya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Termasuk diberikan kepada ternak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H