Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Stres Sirna Ketika Menonton Ikan Bermain dalam Akuarium

15 Oktober 2022   04:50 Diperbarui: 15 Oktober 2022   20:33 814
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cupangku di atas meja kerja (Dok foto pribadi)

Barangkali stres kecil-kecilan alias galau belum termasuk dalam kategori depresi seperti yang diulas secara singkat dalam kolom psikiater dr. Andri, Sp.KJ, FAPM. Namun, mumpung ada kesempatan bisa berkomunikasi secara gratis dengan pakarnya, saya beranikan diri untuk menuliskan pengalaman di sini.

Mengamati tingkah laku ikan di dalam akuarium, adalah salah satu kebiasaan saya ketika mengalami tekanan. Galau, stres karena memikirkan beban kerja, atau riak-riak dalam kehidupan berumah tangga, atau hal lain. Tak hanya menonton, sesekali sedikit usil mengetuk kaca akuarium atau memasukkan satu-dua butir pelet hanya untuk melihat tingkah mereka rebutan makanan.

Beberapa saat kemudian, pikiran menjadi tenang kembali. Berkat menonton ikan-ikan saling berkejaran, termasuk berebutan makanan saat melihat beberapa butir pelet mendekati mereka. Ah, segar rasanya. Dan pikiran yang rada mumet, atau lagi mutung karena sesuatu hal, berangsur sirna.

Ponakan, mahasiswa perikanan yang bertugas merawat akuarium di rumah (dok pribadi)
Ponakan, mahasiswa perikanan yang bertugas merawat akuarium di rumah (dok pribadi)

 Awal Mula Jatuh Hati Sama Ikan Hias

Memelihara ikan di dalam akuarium, sudah saya lakukan sejak tinggal di salah satu kota berjulukan kota Hujan, sekira tahun 1996. Barang kali banyak sahabat Kompasiana  masih mungil atau belum lahir.

Saat itu, kami beberapa orang tinggal di rumah orang tua asuh yang kosong sebab mereka tinggal di rumah dinas. Kami berasal dari darah yang berbeda. Ada yang dari NTT, Jawa, Sulawesi, dan Sumatera. Kelompok kami bernama Aqua Sagita Crew. Secara kebetulan, Bapak dan ibu asuh yang asli Jawa Tengah, memelihara aneka bibit ikan di dalam akuarium untuk dijual.

Jenis bibit ikan yang dijual, adalah ikan hias dan ikan konsumsi patin yang lagi booming waktu itu. Beberapa jenis ikan hias yang masih saya ingat antara lain oskar, manfish, mas koki, discus dan koi. Sempat juga memelihara louhan namun kami tak berhasil mengembangkannya.

Anak membuat akuarium dari kardus (Dok foto pribadi)
Anak membuat akuarium dari kardus (Dok foto pribadi)

Tugas utama tim Aqua Sagita adalah memelihara ikan-ikan tersebut, sekaligus melayani pesanan pelanggan. Bapak Pramono, hanya mengontrol dan mengecek laporan keuangan. Sementara ibu asuh kami, tak tertarik untuk urusan perikanan.

Penyemangat Belajar

Salah satu akuarium berukuran kecil, saya tempatkan di kamar tidur. Persis di samping meja belajar. Lengkap dengan lampu akuarium berwarna biru. Kalau malam hari, lampu kamar saya matikan dan menghidupkan lampu akuarium.

Jadilah, kamar menjadi temaram sambil mendengar gemericik air dalam akuarium. Biasanya saya menyempatkan diri untuk melihat ikan-ikan saya. Ada 2 ekor manfish {black angel) dan 2 ekor mas koki. Masing-masing memiliki nama.

Akuarium dan isinya yang tersimpan di dalam kamar sempitku waktu itu, adalah penyemangat belajarku. Apabila pikiran mumet, otak buntu maka cukuplah menengok kehidupan di dalam akuarium. Menonton tingkah laku ikan-ikan, isengin sedikit, lalu tertawa sendiri. Segar jadinya.

Ikan discus nan cantik (dok foto: hollywoodfosfarm.co.nz)
Ikan discus nan cantik (dok foto: hollywoodfosfarm.co.nz)

Sempat mengganti isi akuariumnya, namun tetaplah memelihara beberapa ikan hias di dalamnya. Lebih seru, dibandingkan dengan memelihara ikan egois seperti arwana (kataku). Sudah begitu mahal pula. Tak mampu dibeli oleh orang semacam kami waktu itu.

Lagi pula, buat diriku menonton ikan hias yang berwarna-warni lebih menyenangkan daripada ikan buas. Namanya hobi pasti setiap orang punya ketertarikan sendiri-sendiri.

Penyemangat Kerja

Lanjutannya, hingga kini saya tetap punya akuarium di rumah. Jenis ikannya pun masih yang sama, warna-warni. Ada mas koki dan komet, plus dua ekor molly. Tetapi si molly nya telah mati baru-baru ini.

Buat pemula, membersihkan akuarium perlu dilakukan dengan hati-hati. Jangan sampai ikan-ikan kita tergores, stres, hingga mati. Lalu bahan untuk membersihkan akuarium juga harus dipilih yang halus. Bisa bertanya pada toko ikan hias, atau menonton youtube.


Di samping rumah, saya membuat 3 sekat bak ukuran kecil. Isinya lele dan nila. Lele sudah sering panen. Nila baru dua kali. Syukurlah, anak-anak pun senang untuk memberi makan setiap pagi dan sore hari. Semoga mereka pun tertarik pada dunia pertanian, peternakan, dan perikanan. Tak hanya sekedar hobi tetapi bisa menekuninya sebagai suatu bisnis.

Di atas meja kerja, saya tempatkan mini akuarium berisi seekor cupang. Lebih gampanglah saya memeliharanya. Sehari cukup berikan 2 butir pelet untuknya. 

Dua minggu sekali, barulah mengganti airnya. Si cupang, seringkali menari-nari ketika mendekatkan benda ke akuarium. Barangkali dikiranya ada  cupang lain yang siap menyerangnya. Ah, senang juga menonton tingkah si cupang ini.

Tak Mengerti Mengapa Ikan Bisa Menghilangkan Stres?

Menonton dan mengisengin ikan di dalam akuarium, ternyata bisa menghilangkan stres saya. Dan sampai saat ini, saya tidak tahu apa sebabnya dan mengapa itu bisa terjadi? Barangkali pembaca, syukur-syukur Bapak dr. Andri sebagai psikolog dapat memberikan sedikit pencerahan terkait dengan fenomena yang saya alami ini.

Cupangku di atas meja kerja (Dok foto pribadi)
Cupangku di atas meja kerja (Dok foto pribadi)

Terima kasih, semoga berkat Tuhan senantiasa berlimpah untuk kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun