"Saya berjanji, sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa saya akan selalu menggunakan Helm demi keamanan dan keselamatan saya selama berkendara roda 2".Â
Demikian potongan bunyi kalimat teguran tertulis dari kepolisian Kota Kupang, kepada umat yang ke Gereja pagi ini dengan mengendarai sepeda motor tanpa mengunakan helm.
Hari ini (Minggu, 9 Oktober 2022). Seperti biasa, umat mengikuti ibadah di Gereja-gereja yang ada di Kota Kupang, NTT. Termasuk kami, umat Paroki Santu Matias Rasul, Keuskupan Agung Kupang.
Gereja Santo Matias Rasul, adalah salah satu Gereja Katolik yang berada di jalur jalan Raya Amabi, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. Gereja ini merupakan salah satu Paroki yang berada di bawah Keuskupang Agung Kupang.
Saya dan dua anak lelaki saya biasa mengikuti misa kedua, pada pukul 07.30 Wita. Sementara, isteri dan anak perempuan lebih suka mengikuti misa pertama, pukul 06.00 Wita. Sedangkan pada hari Raya besar agama seperti Natal dan Paskah, kami akan bersama-sama.
Kembali pada kejadian hari ini, mendapatkan surat cinta dari pak Polisi di depan Gereja. Memang harus kami akui, sering kali kami bepergian ke Gereja tanpa helm. Kecuali isteri saya yang konsisten menggunakan helm standar kemanapun Ia pergi menggunakan sepeda motor.
Alasan kami (tentu saja tidak dibenarkan), karena rumah kami terletak di belakang Gereja. Jadi kami hanya akan melewati komplek pemukiman penduduk setempat. Namun, tetap harus keluar ke jalur jalan raya, tepatnya Jalan Amabi Kota Kupang karena pintu Gereja Matias Rasul menghadap ke jalan raya. Semua kendaraan harus keluar dulu ke jalan Raya baru masuk ke komplek Gereja.
Sekira pukul 07.28 Wita. Antara buru-buru terlambat, kami pun berangkat. Melewati komplek pemukiman warga di belakang Gereja lalu masuk jalur jalan utama yang panjangnya sekira 50 meter saja. Kami pun melaju di depan pak polisi yang sementara bertugas menjaga keamanan sekaligus mengatur lalulintas agar jalan tetap lancar.
Biasanya, mereka tidak menegur dan fokus mengatur lalulintas. Namun kali ini ada yang beda. Salah seorang Pak Polantas memegang setumpuk kertas. Lalu rekannya melambaikan tangan, mengarahkah pengendara motor tak berhelm mendekat.
Dalam sekejap, pak polisi pun menyapa lalu dengan ramah memberikan selembar kertas. Kebetulan yang membawa motor adalah anak saya. Dan sang polantas pun menyapa, "Selamat pagi Dek. Mohon mengenakan helm di saat ke Gereja, demi menjaga keselamatan diri. Terima kasih", sambil menyerahkan lembaran teguran tersebut pada anak.
Ah, teguran yang sangat halus, tetapi rasanya seperti kena tampar. Pulangnya, dalam perjalanan saya meminta lembaran teguran tersebut yang dipegang oleh anak lelaki. Sambil menyerahkan surat tersebut, ia pun nyelutuk, "Mendingan umumkan saja lewat gereja. Kan tak perlu keluar uang untuk foto kopi". Lalu saya menimpali, "husss...ayo berangkat. Sudah tahu salah, masih berkomentar".
Ingat nak. Teguran Pak Polisi itu adalah demi kebaikan kita. Terkait keselamatan kita. Mungkin Tuhan campur tangan lewat orang lain untuk mengingatkan kita. Jangan sampai setelah terjadi, baru kita menyesal. Sebab, penyesalan setelah kejadian itu tak akan mengembalikan apa yang telah terjadi.
Baiklah pak Polisi. Terima kasih untuk teguran humanisnya. Lembut, tetapi rasanya seperti tertampar. Malu hati ini. Dan semoga kita semakin sadar untuk mengenakan helm standar, saat bepergian dengan sepeda motor. Tak hanya yang mengendarai motor, tetapi yang di belakang pun wajib menggunakan helm standar.
Teguran hari ini mengingatkan saya, juga umat lain yang menerima 'surat cinta' dari pak Polisi, bahwa menggunakan helm bukan takut ditilang Polisi, tetapi untuk keselamatan pribadi kita. Ke tempat ibadah, ke pesta, wajib menggunakan helm bagi yang mengendarai sepeda motor. Dan bagi yang menggunakan mobil pun wajib mengikuti petunjuk keselamatan dalam berkendaraan.
Untuk pak Polisi yang bertugas hari ini di Gereja Santu Matias Rasul Tofa, Maulafa Kupang, kami haturkan terima kasih. Selamat menunaikan tugas dengan baik. Tuhan memberkati Anda, keluarga Anda, dan seluruh keluarga besar POLRI dimana saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H