Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Alang-alang, Musuh Sekaligus Sahabat Petani

3 Oktober 2022   04:57 Diperbarui: 3 Oktober 2022   08:02 3314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tunas muda alang-alang (Dokumentasi foto: id.pngtree.com)

Alang-alang atau ilalang. Memiliki nama ilmiah Imperata cylindrica. Kami suku Atoni di Timor menamakannya humusu. Teman saya yang asli Manado bilang kusu-kusu.

Ilalang ini, dimusuhi oleh petani. Karenanya, mereka selalu berupaya untuk membasmi alang-alang hingga akar-akarnya. Namun di sisi lain, ilalang dicari-cari. Mengapa? Tentu saja karena manfaatnya.

Ilalang, menyebar hampir di seluruh daerah di Indonesia dengan sebutan yang berbeda-beda, sesuai dengan bahasa lokal setempat. Tumbuh dan berkembang dengan cepat sekali sehingga dalam waktu yang relatif singkat, ilalang dapat mengambil alih suatu hamparan sebagai tempat hidupnya. Tumbuhan lain pun terdesak, lalu hilang tak berbekas dari habitatnya.

Rumput Liar yang Paling Dibenci Petani

Karena pertumbuhannya yang cepat dan menguasai areal lahan, maka sangatlah dibenci oleh petani. Jagung, padi, dan tanaman milik petani tidak akan menghasilkan. Sebagian besar malahan mati terhimpit sebelum berproduksi. Sebab ilalang memang liar dan pembunuh.

Bagi para petani yang belajar tentang gulma atau umumnya ilmu biologi, pasti familiar dengan istilah alelopati. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan alelopati sebagai penghambatan pertumbuhan suatu spesies karena pelepasan zat racun.

Pengertian lebih komprehensif seperti yang diulas dalam id.wikipedia.org. Alelopati disebut sebagai suatu fenomena alam. Dalam hal ini, suatu organisme memproduksi senyawa biomolekul. Lalu dilepas ke lingkungannya yang akan mempengaruhi pertumbuhan organisme lain.

Alang-alang juga memiliki alelopati yang berfungsi menghambat pertumbuhan spesies lain di lingkungan sekitar. Sudah begitu, akar rimpangnya pun panjang-panjang. Tumbuh menjalar dan berseliweran di tanah, lalu muncul di permukaan tanah yang cukup jauh dri rumpun tuanya, dalam wujud pucuk muda yang tajam.

Tunas muda alang-alang (Dokumentasi foto: id.pngtree.com)
Tunas muda alang-alang (Dokumentasi foto: id.pngtree.com)

Jangankan umbi-umbian. Batu karang pun bisa dihancurkan oleh akar rimpang dan pucuk muda alang-alang yang tajam ini. Berhati-hatilah, jika berjalan di atas padang ilalang yang banyak tanaman mudanya. Kaki Anda bisa tertusuk ilalang sekalipun menggunakan alas kaki semisal sandal jepit.

Selain tunas mudanya yang runcing seperti lancipnya ujung paku, daun ilalang pun tajam. Bisa menyayat tangan kita apabila kurang hati-hati memegang tepi daunnya. Karenanya, jangan sembarangan menyentuh benda-benda asing ketika Anda bepergian ke alam sekitar.

Ilalang Dicari Karena Manfaatnya

Sekalipun dibenci, ilalang selalu dicari oleh penduduk di kampung saya. Penduduk setempat, hanya tahu menggunakan alang-alang sebagai atap rumah.

Hingga kini, sebagian besar rumah di sana masih beratapkan alang-alang, utamanya dapur dan lopo atau lumbung pangan orang Timor.

Berikut ini tiga manfaat penting dari alang-alang yang dimusuhi petani tetapi tetap dicari karena manfaatnya yang besar.

Faedah pertama, digunakan untuk mengatap rumah

Alang-alang sangat penting, terutama zaman sebelum penduduk mengenal seng (Kondisi di Timor sekarang, mayoritas penduduknya menggunakan seng sebagai atap ketimbang genteng). 

Gotong-royong membuat atap rumah adat dari alang-alang di Belu, Timor Barat (Dokumentasi foto: surabaya.tribunnews.com)
Gotong-royong membuat atap rumah adat dari alang-alang di Belu, Timor Barat (Dokumentasi foto: surabaya.tribunnews.com)

Setiap orang yang membutuhkan alang-alang, bebas mengambilnya karena mereka tumbuh bebas di lahan-lahan tak bertuan. Kalaupun ingin mengambil di lahan tidur milik orang, maka tinggal meminta ijin. Tidak perlu membayar, jika mengambil sendiri.

Cara mengambil ilalang untuk atap rumah adalah dengan cara mencabutnya. Dalam bahasa lokal dawan Timor, dinamakan taun hun.

Alang-alang ini akan dikumpulkan sekira satu ikat sapu lidi atau sekepal tangan orang dewasa yang dinamakan sebagai skina. Lima puluh skina ini akan diikat menjadi satu ikat besar, dinamakan futu mese.

Bagi yang memiliki uang, mereka bisa membeli ilalang yang dijual oleh orang tertentu. Satu ikat, dibandrol Rp 15.000 (tahun 2021). Satu rumah bisa menghabiskan 100 hingga 500 futu atau ikat besar.

Manfaat kedua, sebagai obat-obatan

Selain dimanfaatkan oleh tabib lokal, batang muda dan akar rimpang alang-alang pun kini semakin dikenal luas oleh publik. Barangkali berkaitan dengan kesadaran akan konsumsi obat-obatan herbal dan gerakan back to the nature.

Kompas.com (17/05/2021) menyajikan 7 manfaat alang-alang sebagai obat-obatan. Bagian yang dimanfaatkan adalah batang muda dan akar rimpang yang mengandung beberapa zat penting. Diantaranya, mengandung manitol, glukosa, tanin, polifenol, saponin, dan flavonoid.

Akar ilalang yang telah dibersihkan dan kini telah dijual lewat media online (Dokumentasi foto: Seriau.com)
Akar ilalang yang telah dibersihkan dan kini telah dijual lewat media online (Dokumentasi foto: Seriau.com)

Penggunaan akar dan batang muda tersebut dengan cara direbus lalu diminum. Utamanya untuk mengobati gangguan ginjal karena akar ilalang bersifat diuretik. Juga dapat dimanfaatkan untuk kencing berdarah dan kencing nanah.

Alang-alang juga digunakan untuk menghentikan perdarahan seperti mimisan atau muntah darah. Sementar manfaat lain yang tak kalah penting adalah sebagai pereda demam dan menurunkan hipertensi.

Jadi, bagi yang memiliki penyakit tekanan darah tinggi, cobalah mengkonsumsi rebusan akar rimpang si tumbuhan liar ini.

Masih dalam kompas.com, manfaat lainnya adalah memiliki daya antibakteri karena rimpang mengandung saponin. Kegunaan ini, terutama untuk menghambat bakteri penyebab diare dan disentri. Alang-alang juga dijadikan sebagai obat antikanker dan cacingan.

Kegunaan ketiga, sebagai mulsa organik

Di bidang pertanian, alang-alang dapat dijadikan sebagai mulsa organik. Utamanya digunakan untuk menjaga kelembaban tanah dan menekan pertumbuhan gulma. Juga pelapukannya dapat memberikan kontribusi bagi perbaikan unsur hara tanaman.

Rumah atap alang-alang di Kota (Dokumentasi foto: id.pinteres.com)
Rumah atap alang-alang di Kota (Dokumentasi foto: id.pinteres.com)

Kearifan Lokal Teknik Mengendalikan Ilalang di Kebun

Pengendalian terhadap alang-alang dapat dilakukan dengan cara mekanis, kimiawi atau biokimiawi dengan memanfaatkan musuh alami alang-alang. Semua metode tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Namun salah satu teknik pengendalian ilalang adalah secara mekanis mengikuti kearifan lokal leluhur kita. Mereka hanya mengendalikan ilalang di kebun yang akan ditanami. Itu pun dilakukan secara tradisional, dengan membalik tanah dan mengambil seluruh perakaran ilalang.

Kebiasaan membalik tanah ini, dilakukan secara gotong-royong dalam kelompok kecil dan bergilir dari kebun ke kebun. Mereka tidak pernah mengganggu alang-alang yang tumbuh di lahan kosong. Sebab, ilalang ini akan diambil dan dimanfaatkan untuk atap rumah.

Pengendalian terhadap alang-alang di Pulau Timor kini masih dilakukan dengan cara kimiawi. Salah satu bahan herbisida yang digemari oleh petani, adalah roundup yang dipakai untuk semua jenis tumbuhan yang dianggap gulma.

Teknik rehabilitas lahan alang-alang dengan cara pembabatan (Dokumentasi foto: Adoc.pub)
Teknik rehabilitas lahan alang-alang dengan cara pembabatan (Dokumentasi foto: Adoc.pub)

Padahal, penggunaan yang berlebihan berdampak pada kesuburan lahan. Jazad renik di dalam tanah pun ikut terbunuh akibat cairan herbisida.

Selain penggunaan yang berlebihan, petani juga sering memakai herbisida dengan dosis yang tidak tetap. Berlebihan atau kurang dari anjuran.

Nampaknya, kita harus belajar pada nenek moyang kita. Tentang kearifan mereka dalam memanfaatkan aneka hayati yang ada di sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun