Di tingkat petani, biji mete dipisahkan dari buah semu dengan cara dipuntir. Ada yang telah menggunakan tali senar, tetapi kebanyakan masih langsung menggunakan tangan.
Buah semu jambu mete, juga sangat digemari oleh sapi. Karenanya, seringkali mete dilahap gerombolan sapi bersama dengan biji mete. Karenanya, kebun mete biasanya dipagari dengan baik sehingga tanaman ini luput dari serbuan kawanan sapi.
Asam Jawa
Selain jambu mete, asam jawa juga berkontribusi terhadap pendapatan petani di Timor. Petani mulai panen asam Jawa per Juni hingga Desember. Tergantung pada banyaknya buah asam yang harus dipanen.
Cara panen asam di Timor tergolong unik. Buah asam yang sudah matang, tidak akan diambil satu per satu. Tetapi pemanen akan memanjat pohon asam, berdiri di dahan yang akan dipanen, lalu mulai menggoyang-goyang cabang asam tersebut dengan kakinya. Mirip jungkat-jungkit dalam permainan anak TK.
Buah asam yang sudah mengering akan jatuh. Sedangkan yang masih mentah akan tetap bertahan di pohonnya. Setelah itu, barulah buah asam dikumpulkan dalam karung dan dibawa pulang untuk dikupas.
Dahulu, pembeli hanya mencari asam kupas tanpa biji. Namun sekarang, asam dari petani sudah dapat dijual bersama biji-bijinya. Tentunya, harga tiap kilogram asam kupas dengan biji lebih murah dibandingkan dengan asam kupas tanpa biji. Harga asam di tingkat petani, berkisar antara Rp 5.000-7.500 per kilogramnya.
Selain dijual, petani juga menyisakan asam untuk dipakai sendiri. Sebagai bumbu dapur (paling banyak sihbikin kuah asam), atau untuk keperluan lainnya. Beberapa ibu, gemar mengonsumsi asam dicocol ke garam. Entah bagaimana rasanya, tetapi kita yang melihatnya pun menjilat bibir saking asamnya seperti kerasa di bibir.
Kemiri
Harga kemiri lebih rendah dari produk mete dan asam, di bawah Rp 5.000 per kg. Karenanya, beberapa petani kemudian menebang pohon kemirinya dan diganti dengan tanaman mete yang harganya lebih mahal dan sudah bisa produktif di umur 3 hingga 4 tahun.
Kemiri, telah lama dikenal oleh petani Timor. Jauh sebelum mengenal lampu pelita alias lampu semprong, petromax dan listrik. Saya sendiri, pernah ikut terlibat memilin dan membuat rangkaian buah kemiri untuk dijadikan sebagai bahan bakar di malam hari. Itu terjadi di rumah kampung nenek semasa kecil.