Hobi terkait dengan kesenangan atau kegemaran yang dilakukan saat memiliki waktu senggang. Hobi bukan kegiatan utama. Demikian berbagai arti yang bisa kita temukan dalam berbagai pengertian tentang hobi.
Hobi, tak muncul begitu saja. Melainkan melalui suatu proses yang cukup panjang. Beberapa orang, mungkin mengawalinya dengan coba-coba. Atau terjun ke situ lantaran diajak sahabatnya. Dan seiring bertambahnya waktu, seseorang pun semakin menggandrungi hobinya. Bahkan jatuh cinta. Ah barang kali seperti itu. Tiap orang punya pengalaman yang berbeda-beda.
Saya pribadi membaca sambil tersenyum, topik pilihan yang diangkat oleh admin Kompasiana kali ini dengan contoh seorang isteri menarik keluar sang suami dari dalam lapangan sepak bola. Juga membayangkan, bagaimana jadinya apabila saya yang mengalami peristiwa tersebut.
Tetapi syukurlah, hingga kini saya dan isteri tidak saling melarang terkait dengan menjalankan hobi masing-masing. Bahkan, mendukung satu sama lain meskipun tidak harus ikut serta melarutkan diri dalam hobi isteri atau suami.
Kadang-kadang, saya sebagai suami akan mendampingi isteri melakukan hobinya. Sebaliknya, sesekali isteri juga ikut hadir dan melakukan sesuatu yang menjadi hobi saya sebagai suaminya.
Sekalipun memiliki hobi, tidaklah seekstrim beberapa teman yang banyak menghabiskan waktu, uang, tenaga dan pikiran untuk melaksanakan kegemarannya itu. Bahkan, bergeser menjadi kegiatan utama.
Nah, hobi yang bergeser menjadi kegiatan utama seperti inilah yang sering menimbulkan persoalan. Sumberdaya dialokasikan untuk menjalankan hobi. Padahal, banyak jalan menuju Roma, dan banyak cara untuk merealisasikan hobi kita.
Bahkan beberapa teman saya, memanfaatkan hobinya untuk membangun usaha dan mendapatkan income dari situ. Beberapa teman saya akhirnya berhasil memadukan hobi dan bisnis. Diantaranya, yang hobi nge-gym malah mempunya fasilitas gym sekalgus menjadi instrukturnya. Hobi tersalurkan, uang pun mengalir masuk ke dalam kantong.
Teman saya yang lain, hobi renang. Saya pun bisa menguasai tiga gaya renang berkat jasanya. Akhirnya, ia memutuskan untuk menjadi pelatih senam bagi anak-anak, sekalian menyalurkan hobinya itu.
Saya sendiri, punya beberapa hobi namun tak fanatik. Yang paling sering saya lakukan, adalah olahraga badminton, tenis meja, dan renang. Namun ketiga hobi itu saya lakukan dengan jadwal mingguan. Dan hobi yang paling sering saya lakukan, adalah berkebun. Sering seharian, saya betah untuk berkebun jika sedang libur kerja.
Sementara, isteri punya hobi jalan-jalan. Kadang ke mall, kadang ke laut atau ke tempat baru, sekaligus mencicipi makanan yang ada di kawasan tersebut. Dalam menyalurkan hobinya, saya sendiri menemaninya sekitar  65%. Juga bersama anak-anak.
Satu kegiatan menarik yang sepertinya kami sama-sama suka, adalah karoke. Hampir setiap malam minggu, kami akan menghabiskan waktu dengan berkaroke di rumah atau hijrah ke rumah adik yang juga hobi karoke. Sesekali, baru kami mampir ke tempat karoke.
Trik Agar Hobi Bisa Berjalan Lancar
Setiap orang, pasti memiliki hobi dan cara untuk menjalankan hobinya dengan lancar. Namun adakalanya, mendapatkan halangan dari orang-orang terdekat kita, seperti isteri. Karenanya, sudah selayaknya kita melakukan trik atau strategi agar tak mendapatkan rintangan.
Tidak perlu ijin khusus, karena memang kegiatan menyalurkan hobi sudah termasuk bagian agenda aktifitas setiap orang, termasuk seluruh anggota keluarga. Namun perlu memikirkan trik agar bisa berjalan dengan mulus.
Beberapa cara yang saya lakukan adalah sebagai berikut:
Pertama, membuat jadwal kegiatan menyalurkan hobi secara jelas. Misalkan setiap hari Jumat, saya punya waktu khusus untuk olahraga. Entah itu bermain badminton, tenis meja atau renang. Jadi Jumat sore, menjadi jadwal khusus yang sudah diketahui oleh isteri. Jika saya tidak jalan, maka isteri pun bisa mengingatkan.
Malam minggu, menjadi hari karoke atau kumpul keluarga. Bisa bernyanyi bersama sambil bakar-bakar ikan, atau melakukan acara di rumah yang murah meriah, namun happy.
Kedua, tidak banyak merogoh kocek untuk menjalankan hobi. Apalagi mengganggu kestabilan ekonomi rumah tangga. Hobi adalah kegiatan senggang. Jadi tetap, pengeluaran untuk hobi juga tidak menjadi prioritas dalam daftar biaya rumah tangga.
Ketiga, mengenalkan teman-teman bepergian dengan isteri. Jadi isteri pun tahu, kita pergi kemana dan dengan siapa kita berangkat. Hal ini juga untuk berjaga-jaga, jika terjadi sesuatu dengan kita, maka isteri dan anggota keluarga lain dengan mudah dapat melacak kita.
Keempat, memberitahu jika pulang terlambat. Apabila kegiatan menyalurkan hobi melebih waktu yang sudah biasa kita butuhkan, maka perlu mennginformasikan kepada isteri. Minimal melalui pesan WA agar isteri dan keluarga pun tidak khawatir.
Terakhir, sesekali mengajak isteri untuk ikut serta dalam menjalankan hobi kita. Tergantung, isteri mau ikut serta atau tidak. Sebab, kadang-kadang mereka ingin ikut namun tidak jadi karena tidak diajak.
Demikian beberapa trik agar hobi kita tetap tersalurkan dengan lancar. Semoga kegiatan menyalurkan hobi kita tetap terlaksana dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H