Sahabat, pernahkah Anda meluangkan waktu untuk memperhatikan keadaan di sekeliling dan mengamati apa saja yang ada di sana? Tentu saja banyak yang melakukannya. Bahkan ada yang begitu detail menandakan hingga hal-hal kecil, termasuk detail sudut-sudut tersembunyi yang jarang diamati oleh orang lain.
Saya pribadi sering mengamati alam sekitar, utamanya terhadap aneka fauna dan flora yang memiliki keunikan sendiri-sendiri. Salah satunya, saya sering mengamati kembang-kembang liar manakala melakukan perjalanan ke tempat-tempat sepi, tepi kampung dan pinggir hutan.
Kembang liar tak peduli dimana mereka tumbuh. Di selokan, di tepi jalan. Di pinggir kali, di tebing nan curam. Bahkan bisa nangkring di atas batu cadas. Tumbuh sebentar saja lalu mati karena kekurangan air dan nutrisi. Atau memang telah mencapai usia maksimal.
Namun dalam waktu yang singkat, sang kembang liar mampu berbunga, berbuah lalu meninggalkan benihnya sebelum mati. Benih yang kecil menyimpan potensi hidup. Ia akan tumbuh dan berkembang ketika mendapatkan kesempatan untuk hidup. Menjaga kelestarian spesiesnya di bumi.
Cara Tumbuhan Liar Menyebar dan BeradaptasiÂ
Kembang liar atau kita namakan tumbuhan liar biar lebih luas cakupannya, dapat mempertahankan keberlanjutan hidupnya agar tidak punah dari bumi.
Secara alami, benih tumbuhan liar ini menyesuaikan diri dengan bantuan makhluk atau kekuatan lain selain mengandalkan kekuatan sendiri. Beberapa tumbuhan memiliki kulit pembungkus yang ketika benih sudah siap untuk menempuh hidupnya sendiri, mama si kulit pecah dan benih-benih itu akan terlontar keluar sejauh mungkin, mencari tempat baru.
Bentuk, ukuran, dan berat benih disesuaikan dengan jenis bantuan kekuatan apa yang bisa membantu mereka menyebarkan benih di tempat lain. Tak hanya tumbuh dan berdesak-desakan di sekitar tanaman induk, tetapi mampu berkembang biak di tempat baru akibat bantuan kekuatan lain tadi.
Ada yang bersayap atau berselubungkan kapas, sehingga dapat diterbangkan dengan mudah oleh angin. Ada juga yang terbawa air laut, lalu didamparkan di pinggir pantai dan tumbuh di pantai. Contohnya kelapa yang memiliki lapisan kulit dan tempurung yang melindungi isi dan calon lembaga atau embrio yang ada di dalam.
Ada juga yang terbungkus oleh daging buah yang digemari oleh hewan tertentu. Ketika buah dimakan, maka biji pun ikut tertelan. Dikeluarkan lagi secara utuh oleh hewan bersama dengan fesesnya di tempat lain. Sebab biji tersebut terlalu keras untuk dihancurkan oleh organ pencernaan hewan. Ketika lingkungannya mendukung, maka benih tersebut pun tumbuh dan berkembang di tempat barunya.Â
Beberapa benih tumbuhan liar, bahkan memiliki bulu dan mudah menempel pada bulu ternak atau pakaian manusia. Saat terlepas, maka benih pun telah berada di tempat baru.
Belajar pada Tumbuhan Liar
Setidaknya ada tiga hal yang dapat saya pelajari dari cara tumbuhan liar menyebar dan menjaga keberlanjutan hidup alias menjaga diri untuk tidak punah di muka bumi ini.
Pertama, tumbuhan liar berjuang dengan segenap kekuatannya untuk tetap mempertahankan hidupnya, paling tidak mampu melanjutkan keturunannya sebelum ia sendiri mati termakan usia, cekaman kekeringan, atau dimakan oleh makhluk lain.
Tak tanggung-tanggung mereka tampil all out. Akarnya luar biasa mencari air dan nutrisi, tak menyerap. Bahkan batu pun dihancurkan. Batang dan daunnya, juga berkontribusi sesuai tanggung jawabnya.
Sementara, kembang-kembang liar yang muncul, memiliki keindahan yang nyaris sempurna sekalipun berada di tempat yang tersembunyi. Dan, akhirnya benih yang dihasilkan sangat berkualitas sebab mereka pasti harus berjuang di awal-awal pertumbuhannya.
Kedua, tumbuhan liar membentuk dirinya agar gampang dibantu oleh makhluk atau kekuatan lain. Saking rapinya, bahkan yang membantu pun tak sadar kalau dirinya telah membantu.
Banyak benih rumput liar, suka menempel pada bulu hewan atau pakaian manusia. Benih ini kemudian jatuh di tempat barunya, lalu tumbuh dan berkembang lagi di situ. Mereka menemukan habitat baru. Sebagian kemudian tumbuh di situ, dan sebagai lagi kemudian berpindah tempat lagi dengan mengandalkan bantuan dari kekuatan lain.
 Ketiga, tumbuhan liar cepat beradaptasi dengan lingkungan barunya. Ketika terjatuh di tempat baru, maka mereka secepatnya menggunakan kesempatan yang ada untuk tumbuh. Mereka memiliki daya saing yang sangat tinggi dan sering kali memenangkan kompetisi dengan tumbuhan lain yang biasanya ditanam oleh manusia.Â
Tak peduli di bebatuan, di pinggir sungai atau di mana saja. Tumbuh dulu, urusan hidup selanjutnya ada pada tangan Yang Maha Kuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H