Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Mencari Jodoh Melalui Tetapilu dalam Tarian Likurai

13 September 2022   13:48 Diperbarui: 15 September 2022   18:25 1247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengarak benda-benda pusaka ke dalam rumah adat sambil menarikan tarian likurai. Dok sonaf Nafanu tuan/greg nafanu

Mengarak benda-benda pusaka ke dalam rumah adat sambil menarikan tarian likurai. Dok sonaf Nafanu tuan/greg nafanu
Mengarak benda-benda pusaka ke dalam rumah adat sambil menarikan tarian likurai. Dok sonaf Nafanu tuan/greg nafanu

Mengangkat Belis

Mengangkat belis, merupakan bagian dari proses pernikahan adat di dalam suku-suku Biboki. Ketika mempelai perempuan berhasil diboyong, maka kaum perempuan akan memukul tambur sepanjang perjalanan menuju rumah adat mempelai pria.

Ajang Mencari Jodoh via Tetapilu

Salah satu tujuan dari tarian likurai adalah untuk mencari jodoh. Biasanya ditarikan ketika mereka ada acara rumah adat, atau pesta besar lainnya.

Tarian likurai model ini dikenal dengan istilah tetapilu yang mana penari pria akan mengikatkan destar atau selendang kecil di kepalanya. Sementara kaum perempuan menari mengelilingi si pria tadi.

Seorang pria yang akan menari, memilih perempuan mana yang ia sukai untuk melakukan tetapilu. Biasanya, dia akan masuk melewati depan seorang perempuan yang ditaksir.

Jika disambut baik oleh perempuan tadi, maka sang perempuan akan mulai mendekat dan mengambil destar si pria. Dan wanita-wanita lain akan merapatkan barisan agar si pria tidak keluar dari arena. Mereka menari sambil menghadang si pria agar tidak bisa keluar dari arena dan mulai terdesak.

Likurai dalam adat keseharian orang Biboki. Dok Sonaf Nafanu tuan/Greg Nafanu
Likurai dalam adat keseharian orang Biboki. Dok Sonaf Nafanu tuan/Greg Nafanu

Ketika sudah terdesak, maka perempuan yang akan melakukan tetapilu tersebut mulai mencoba untuk menarik destar si pria. Namun sang pria yang masih mengulur-ngulur waktu, akan mencoba untuk menghindar. Jika benar-benar sudah terdesak, maka destar si pria akan diambil oleh perempuan yang telah dipilih oleh pria sebagai pelaku tetapilu.

Permainan selanjutnya, saudara laki-laki si perempuan yang melakukan tetapilu akan mengambil destar dari saudari mereka dan mulai menari sambil mengibaskan destar tersebut. Dan saudara atau teman dari penari pria tadi akan masuk membawa sebotol sopi dan mereka menari bersama-sama.

Setelah puas dengan atraksi mereka, maka sang destar sang pria akan diambil kembali, ditukar dengan sebotol sopi. Jika ada unsur-unsur getaran antara pria dan perempuan tadi, maka perkenalan dilanjutkan di luar arena. Sementara, tarian likurai tetapilu tetap berlanjut dengan orang yang berbeda. Irama pukulan paling populer untuk acara tetapilu ini biasanya dinamakan teherek.

Tarian Likurai sebagai tarian kemenangan di Belu, NTT. Dok kompas/Frans Sarong
Tarian Likurai sebagai tarian kemenangan di Belu, NTT. Dok kompas/Frans Sarong

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun