Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Makan Sirih Pinang sebagai Pelancar Pergaulan dan Obat Herbal

26 Agustus 2022   07:57 Diperbarui: 27 Agustus 2022   02:30 1912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi makan sirih oko mama Timor. Foto Amorpost.com/Ladislaus Naisaban

Daun sirih, juga digunakan untuk merawat organ intim kaum ibu di kampung. Mereka sering merebus dan meminum air rebusan daun sirih secara rutin. Termasuk perawatan pada seorang ibu yang berada dalam masa melahirkan hingga usia 40 hari melahirkan.

Daun sirih juga dikunyah dan ditempelkan pada ubun-ubun anak apabila mengalami demam. Dipercaya, akan menurunkan demam si anak.

Daun sirih merah, sebagai salah satu obat herbal tradisional. Dok pribadi
Daun sirih merah, sebagai salah satu obat herbal tradisional. Dok pribadi

Harga Sirih di Pasar Tradisional

Karena sering dibutuhkan dalam kehidupan sehair-hari, maka sirih pinang dan kapur pun dijual di pasar-pasar tradisional yang ada di Timor. Bahkan dijual di kios-kios pinggir jalan. Ada juga toko besar yang menjual pinang iris dalam bentuk kering. 

Harga sirih dan pinang pun bervariasi. Di pasar Kefamenanu, Kabupaten TTU kita akan mendapatkan harga jual yang lumayan mahal. Satu ikat sirih daun dengan jumlah lembar sebanyak 15, dihargai dengan Rp 5.000. Sedangkan sirih buah, dijual dengan harga Rp 5.000/3 buah.

Untuk pinang, juga dijual dalam tumpuk. Satu tumpuk pinang mentah, dihargai Rp 5.000 dengan jumlah 4-5 buah. Sementara pinang iris di toko, harganya telah mencapai 80.000 hingga 100.000 per kilogram.

Lumayan mahal, namun penduduk selalu akan membeli sirih dan pinang di pasar. Sebab komoditas ini telah menjadi bagian penting dalam kehidupan mereka. Utamanya, sebagai sarana pergaulan, untuk pemujaan terhadap leluhur dan hantaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun