Seorang kepala keluarga, tentu saja dituntut untuk mampu memimpin dan mendidik seluruh anggota keluarga agar hidupnya berkembang ke arah yang lebih baik. Demikian juga, seorang Edwin Jamaludin, SH.
Di dalam keluarga, ia menjadi seorang imam yang harus menuntun keluarganya hidup secara islami. Sakinah, Mawadah, Warahmah.
Kehidupan keluarga yang aman, nyaman, tenteram, dan damai adalah harapan dari setiap kelaurga. Mawadah di dalam keluarga, membangun keluarga dengan cinta kasih. Dan tentu saja mendapatkan nikmat rezeki, karunia dan rahmat dari Allah Swt.
Edwin Jamaludin, bukanlah orang terkenal atau artis. Ia hanyalah seorang kepala keluarga. Ia tinggal bersama isteri dan anak-anak di rumah sendiri, Tiuh Balak, Kecamatan Baradatu, Kabupaten Way Kanan, Lampung.
Namun, jika bersahabat dengannya, kita akan mengetahui kepribadiannya. Tak hanya bekerja dan bekerja untuk membiayai hidup keluarganya.
Selain bekerja, Edwin Jamaludin juga memiliki serangkaian aktifitas. Menjadi pekerja sosial di lingkungannya. Diantaranya terlibat dalam berbagai kepanitiaan dalam membangun Masjid dan kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan di lingkungan sekitar.
Pergaulan dengan teman-teman kantor pun termasuk sangat akrab. Setiap minggu, Edwin juga sering mengikuti kegiatan olahraga bersama teman-teman sekantor, diantaranya bermain badminton dan tenis meja.
Edwin, juga menjadi seorang pekerja yang cakap dalam mengembankan tugasnya. Sebagai orang yang dipercaya oleh manajemen tempat kerjanya sebagai humas alias hubungan kemasyarakatan, ia harus dapat menjembatani kepentingan perusahaan di tengah masyarakat, dan pemerintah daerah setempat.
Memimpin Serikat Pekerja
Selain bekerja dan menjadi penggerak di lingkungan sekitar, Edwin pun didaulat oleh seluruh pekerja di lingkungan perusahaan temaptnya bekerja untuk menjadi ketua Serikat Pekerja.
Tidaklah mudah untuk menjadi pemimpin, apalagi di dalam lingkungan perusahaan. Namun Edwin mampu menahkodai SP dengan lancar.
Serikat Pekerja dibentuk bukan untuk menuntut berlebihan kepada manajemen perusahaan. Melainkan, menjadi mitra dan sebagai wadah berhimpunnya para pekerja dalam mengapresiasikan diri dalam dunia kerja. Termasuk di dalamnya, mengerti dan menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik.
Hak dari setiap pekerja, akan terpenuhi dengan sendirinya manakala kita sebagai pekerja dapat menjalankan kewajiban dengan penuh tanggung jawab. Demikian Edwin selalu menekankan pada setiap anggota dalam pertemuan-pertemuan internal SP.
Sebagai ketua pengurus SP, Edwin juga memainkan perannya sebagai 'jembatan' antara pekerja dengan manajemen perusahaan. Hingga kini, tidak ada konflik antara perusahaan sebagai pemberi kerja dengan karyawan sebagai penerima upah kerja. Â Sebab informasi tentang kesulitan-kesulitan di dalam internal perusahaan akan dapat disampaikan dengan baik. Demikian pun sebaliknya. Karyawan dapat menyampaikan persoalan yang dialami, melalui Serikat Pekerja.
Meraih Gelar Sarjana Hukum
Salah satu hal yang membanggakan bagi Edwin Jamaludin, adalah mampu meraih gelar sarjana hukum di tahun 2022. Dengan demikian, secara resmi gelar tersebut disematkan pada namanya, menjadi Edwin Jamaludin, SH.
Tak mudah bagi seseorang  yang  sudah berkeluarga yang mana harus mampu mengatur waktu untuk bekerja, urusan keluarga, organisasi dan belajar. Hanya dengan spirit yang kuat, seseorang akan berhasil merealisasikan impiannya.
Edwin sendiri masih memiliki impian untuk melanjutkan kuliah strata dua. Ia ingin membuktikan, bahwa bekerja dan berorganisasi bukanlah halangan bagi seseorang untuk belajar dan berhasil menunaikan cita-citanya. Gelar adalah tujuan sampingan. Yang menjadi tujuan utama, adalah mendapatkan pengetahuan baru yang bermanfaat.
Tentu saja, keberhasilan ini tak lepas dari peran isteri dan anak-anaknya. Mereka tetap mendukung sang ayah untuk mewujudkan cita-citanya. Sebagai seorang pendidik, sang isteri Fitria Juwita benar-benar mendukung pendidikan suami dan anak-anak.Â
Selamat Om Edwin Jamaludin, SH. Semoga keberhasilannya menjadi motivasi bagi generasi muda yang sedang mengejar cita-citamu melalui dunia pendidikan.
Nulla tenaci invia est via.Â
Bagi orang yang mau terus berjuang, tidak ada jalan yang tidak bisa dilewati.
