Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Permainan Rakyat Setiap HUT Kemerdekaan RI

19 Agustus 2022   07:20 Diperbarui: 23 Agustus 2022   10:01 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengungsi Afghanistan ikut lomba makan kerupuk pada HUT RI ke-77 di Liliba, Kota Kupang, NTT. Dok kompas.com/Sigiranus Marutho Bere

Hari Ulang Tahun Kemerdekaan NKRI ke-77 kali ini, diperingati dengan meriah di seluruh pelosok tanah air. Berbeda dengan peringatan HUT ke-76, tahun 2021 lalu.

Barangkali, karena kegiatan-kegiatan tatap muka dan berkumpul telah diperkenankan kembali. Tidak seketat tahun 2021 yang mana hampir seluruh kegiatan dilaksanakan secara daring. Belajar, bekerja, dan berdoa dilakukan di rumah saja. Menghindari kontak dan pertemuan langsung akibat pandemi Covid-19.

Berbagai kegiatan khas, kembali digelar. Berbagai lomba, baik pertandingan individu maupun tim. Mulai dari yang sifatnya serius, maupun yang serba fun dan mengundang gelak tawa para penonton ataupun para peserta.

Berbagai instansi seperti sekolah, kantor-kantor pemerintah dan swasta memperingati HUT kemerdekaan dengan pelbagai kegiatan. Juga oleh kalangan masyarakat di lingkungan RT, tingkat dusun, desa hingga kecamatan.

Pengungsi Afghanistan ikut lomba makan kerupuk pada HUT RI ke-77 di Liliba, Kota Kupang, NTT. Dok kompas.com/Sigiranus Marutho Bere
Pengungsi Afghanistan ikut lomba makan kerupuk pada HUT RI ke-77 di Liliba, Kota Kupang, NTT. Dok kompas.com/Sigiranus Marutho Bere

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan masyarakat, umumnya bertujuan untuk merayakan kegembiraan bersama, disamping mengucap syukur. Bersyukur untuk kemerdekaan yang telah diraih melalui perjuangan yang luar biasa, oleh para leluhur bangsa Indonesia. Tentunya, atas berkat dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Permainan yang masih berkembang dengan baik di lingkungan masyarakat sebagian adalah warisan penjajah di zaman dahulu. Tak selamanya, permainan-permainan yang diadakan di jaman penjajah, seratus persen memiliki sisi negatif. Ada juga aspek positifnya. Tentu saja, disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat. 

Beberapa permainan rakyat yang telah dilombakan sejak masa penjajahan diantaranya panjat pinang, balap karung dan tarik tambang. Hampir seluruh rakyat Indonesia mengetahui ketiga permainan ini, namun tak semua dapat berpartisipasi sebagai peserta. Uniknya, para penonton selalu ikut bersorak gembira, memberi suport pada jagoannya yang turut berlomba. 

Panjat Pinang

Panjat pinang, adalah permainan rakyat paling populer saat perayaan HUT RI. Biasanya diikuti oleh kelompok anak, remaja, dan orang dewasa. Dinamakan panjat pinang, karena yang dipanjat adalah pohon pinang.

Namun ini bukan pohon pinang hidup melainkan pohon pinang  yang telah dikupas kulitnya. Setelah dibuang kulitnya, batang pinang  masih harus diolesi seluruh batangnya dengan minyak atau oli sehingga benar-benar sulit dipanjat.

Meriahnya panjat pinang saat HUT Kemerdekaan RI diikuti berbagai kalangan. Dok jatengprov.go.id
Meriahnya panjat pinang saat HUT Kemerdekaan RI diikuti berbagai kalangan. Dok jatengprov.go.id

Barang-barang hadiah, akan digantung di puncak pohon yang dibuat dalam bentuk lingkaran. Macam-macam barang digantung di sana, termasuk kesiapan panitia. Ada sepeda, sembako, baju kaos, celana, dan sebagainya. Pada tengah lingkaran akan ditancapkan bendera merah putih. 

Bendera merah putih ini harus diangkat terlebih dahulu ketika seseorang berhasil menjangkau hadiah-hadiah dimaksud. Biasanya hadiah peraih bendera ini berupa uang tunai. Nilainya lebih besar dari seluruh harga barang yang ada. Selain itu, peraih bendara juga biasa mendapatkan trophy atau piala, tergantung pada panitia pelaksana yang menyiapkannya.

Menurut sejarah, panjat pinang merupakan permainan warisan penjajah Belanda. Dahulu, permainan ini dilakukan saat perayaan ulang tahun Ratu Belanda. Yang menjadi tukang panjatnya, adalah orang-orang Indonesia waktu itu. 

Hadiahnya pun masih terbatas pada sembako alias kebutuhan pangan. Sebab saat itu, pangan begitu sulit diperoleh dan bangsa Indonesia banyak yang miskin. Tak urung, para peserta akan saling rebutan, saling menginjak, dan sebagainya. Tujuan mereka cuma satu, berhasil mengambil barang-barang yang dipasang di atas.

Orang-orang Belanda, menjadi penonton, bersorak-sorai dan bergembira ketika melihat rakyat Indonesia berebutan memanjat pohon pinang nan licin itu. Saat penjajahan, permainan ini dianggap oleh orang-orang Belanda sebagai permainan untuk budak-budak Indonesia.

Namun bangsa Indonesia menganggapnya lain. Ini merupakan lambang perjuangan bangsa Indonesia. Berusaha tanpa menyerah untuk dapat meraih apa yang diinginkan. Menjadi spirit perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaannya dari belunggu penjajah.

Dan hingga kini, pada ulang tahun ke-77 pun permainan panjat pinang ala rakyat Indonesia ini tetap bertahan. Seru, menarik, lucu, dan penuh perjuangan. Ini merupakan nilai positif yang mengandung makna, bagaimana bangsa Indonesia berjuang tanpa lelah untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih. 

Balap Karung

Selain panjat pinang, balap karung adalah permainan rakyat lainnya yang ramai dilaksanakan pada peringatan HUT kemerdekaan RI. Menurut informasi, balap karung pun sudah dilakukan sejak zaman penjajah Belanda. 

Artikel pada id.scribd.com misalnya, menyampaikan bahwa saat itu, setiap ada acara tertentu di sekolah, anak-anak berusia sekira 6-12 tahun akan mengikuti lomba lari karung.

Kini, lomba balap karung lebih sering diadakan pada HUT kemerdekaan RI, sebagai salah satu permainan rakyat yang tak pernah sepi dari peserta, juga penonton. Pesertanya tak hanya anak-anak, tetapi orang tua pun tak mau ketinggalan. Perempuan dan laki-laki.

Bahkan Presiden RI Bapak Joko Widodo pun pernah ikut balap karung dalam rangka ikut memeriahkan HUT RI ke-69 di acara persta rakyat Waduk Pluit, Taman Waduk Pluit, Jakarta Utara. 

Presiden Jokowi ikut balap karung dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-69, tahun 2014 di Waduk Pluit, Jakut. Dok Kompas Images/Roderick Adrian Mozes
Presiden Jokowi ikut balap karung dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-69, tahun 2014 di Waduk Pluit, Jakut. Dok Kompas Images/Roderick Adrian Mozes

Tarik Tambang

Satu lagi permainan rakyat yang seru setiap peringatan kemerdekaan RI, yaitu lomba tarik tambang. Para peserta permainan ini juga bervariasi. Kategori anak-anak, dewasa laki-laki dan dewasa perempuan. Suasananya pun tak kalah heboh dan gembira dengan panjat pinang dan balap karung.

Tarik tambang gembira. Salah satu permainan rakyat dalam rangka memeriahkan HUT RI setiap tahun. Dok Antara/Kornelis Kaha
Tarik tambang gembira. Salah satu permainan rakyat dalam rangka memeriahkan HUT RI setiap tahun. Dok Antara/Kornelis Kaha

Permainan ini, juga menjadi terkenal di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda. CNN Indonesia melansir, bahwasanya pada mulanya Belanda memperkenalkan tali tambang yang digunakan oleh rakyat untuk menarik benda berat, seperti batu atau pasir.

Namun lambat-laun, tali tambang pun menjadi permainan rakyat yang fun dan mengadu kekuatan antara dua tim. Tak urung, setiap tim akan memilih peserta yang dianggap memiliki kekuatan besar untuk bisa menyatukan kekuatan dengan sesama tim. 

Demikian tiga permainan populer rakyat Indonesia dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI. Hingga kini,  masih bertahan dan hampir semua daerah di Indonesia akan melakukannya sebagai pesta rakyat saat merayakan Pesta Kemerdekaan Indonesai.

Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-77. Merdeka! Merdeka!! Merdekaaa!!!

2025161338-62fe53dc3555e405fe540be2.jpg
2025161338-62fe53dc3555e405fe540be2.jpg
Merdeka! Ilustrasi:jatimnetwork.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun