Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Permainan Rakyat Setiap HUT Kemerdekaan RI

19 Agustus 2022   07:20 Diperbarui: 23 Agustus 2022   10:01 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lomba panjat pinang kolosal di pantai carnaval Taman Impian Jaya Ancol Jakarta, HUT RI ke-72 (17 Agustus 2017). Dok kompas.com/Garry Andrew Lotulung

Meriahnya panjat pinang saat HUT Kemerdekaan RI diikuti berbagai kalangan. Dok jatengprov.go.id
Meriahnya panjat pinang saat HUT Kemerdekaan RI diikuti berbagai kalangan. Dok jatengprov.go.id

Barang-barang hadiah, akan digantung di puncak pohon yang dibuat dalam bentuk lingkaran. Macam-macam barang digantung di sana, termasuk kesiapan panitia. Ada sepeda, sembako, baju kaos, celana, dan sebagainya. Pada tengah lingkaran akan ditancapkan bendera merah putih. 

Bendera merah putih ini harus diangkat terlebih dahulu ketika seseorang berhasil menjangkau hadiah-hadiah dimaksud. Biasanya hadiah peraih bendera ini berupa uang tunai. Nilainya lebih besar dari seluruh harga barang yang ada. Selain itu, peraih bendara juga biasa mendapatkan trophy atau piala, tergantung pada panitia pelaksana yang menyiapkannya.

Menurut sejarah, panjat pinang merupakan permainan warisan penjajah Belanda. Dahulu, permainan ini dilakukan saat perayaan ulang tahun Ratu Belanda. Yang menjadi tukang panjatnya, adalah orang-orang Indonesia waktu itu. 

Hadiahnya pun masih terbatas pada sembako alias kebutuhan pangan. Sebab saat itu, pangan begitu sulit diperoleh dan bangsa Indonesia banyak yang miskin. Tak urung, para peserta akan saling rebutan, saling menginjak, dan sebagainya. Tujuan mereka cuma satu, berhasil mengambil barang-barang yang dipasang di atas.

Orang-orang Belanda, menjadi penonton, bersorak-sorai dan bergembira ketika melihat rakyat Indonesia berebutan memanjat pohon pinang nan licin itu. Saat penjajahan, permainan ini dianggap oleh orang-orang Belanda sebagai permainan untuk budak-budak Indonesia.

Namun bangsa Indonesia menganggapnya lain. Ini merupakan lambang perjuangan bangsa Indonesia. Berusaha tanpa menyerah untuk dapat meraih apa yang diinginkan. Menjadi spirit perjuangan bangsa dalam merebut kemerdekaannya dari belunggu penjajah.

Dan hingga kini, pada ulang tahun ke-77 pun permainan panjat pinang ala rakyat Indonesia ini tetap bertahan. Seru, menarik, lucu, dan penuh perjuangan. Ini merupakan nilai positif yang mengandung makna, bagaimana bangsa Indonesia berjuang tanpa lelah untuk mengisi dan mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih. 

Balap Karung

Selain panjat pinang, balap karung adalah permainan rakyat lainnya yang ramai dilaksanakan pada peringatan HUT kemerdekaan RI. Menurut informasi, balap karung pun sudah dilakukan sejak zaman penjajah Belanda. 

Artikel pada id.scribd.com misalnya, menyampaikan bahwa saat itu, setiap ada acara tertentu di sekolah, anak-anak berusia sekira 6-12 tahun akan mengikuti lomba lari karung.

Kini, lomba balap karung lebih sering diadakan pada HUT kemerdekaan RI, sebagai salah satu permainan rakyat yang tak pernah sepi dari peserta, juga penonton. Pesertanya tak hanya anak-anak, tetapi orang tua pun tak mau ketinggalan. Perempuan dan laki-laki.

Bahkan Presiden RI Bapak Joko Widodo pun pernah ikut balap karung dalam rangka ikut memeriahkan HUT RI ke-69 di acara persta rakyat Waduk Pluit, Taman Waduk Pluit, Jakarta Utara. 

Presiden Jokowi ikut balap karung dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-69, tahun 2014 di Waduk Pluit, Jakut. Dok Kompas Images/Roderick Adrian Mozes
Presiden Jokowi ikut balap karung dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-69, tahun 2014 di Waduk Pluit, Jakut. Dok Kompas Images/Roderick Adrian Mozes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun