Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menanam Jati dan Beternak Sapi Sebagai Investasi Pendidikan

6 Agustus 2022   07:22 Diperbarui: 6 Agustus 2022   12:00 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman jati dapat dijadikan sebagai investasi pendidikan jangka panjang. Dok Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya

Biaya kuliah kini semakin mahal. Yang punya penghasilan yang besar, nampkanya mudah untuk mengalokasikan sejumlah uang untuk investasi masa depan anak-anak mereka. 

Tetapi tidak semua orangtua, punya kemampuan untuk mengalokasikan sejumlah uang tabungan secara pasti dan konsisten untuk masa depan anak-anaknya.

Namun, bukan berarti tidak ada bisa diinvestasikan untuk pendidikan anak-anak. Kami di desa, para orangtua yang sebagian besar bermata pencaharian petani dan peternak, seringkali memelihara sapi untuk tujuan jangka panjang.

Bahkan semenjak saya masih berusia SD, para orangtua menginvestasikan tanaman umur panjang. Katanya untuk biaya sekolah anak-anak kelak. Yang paling banyak manfaatnya, adalah tanaman jati.

Investasi Pendidikan Tak Melulu Berupa Uang

Orangtua yang memiliki pendapatan bulanan tetap saja, juga banyak yang kesulitan untuk menabung bagi pendidikan anak. Apalagi bagi kami yang tinggal di desa. Selain memiliki keterbatasan pendapatan real, jarak ke bank pun cukup jauh. Perlu satu hari khusus untuk bepergian ke kota.

Lalu, bagaimana orangtua di desa dapat melakukan investasi bagi pendidikan anak-anak di masa depan? Di desa-desa, sekarang memang bermunculan berbagai koperasi yang mencari nasabah untuk menabung dan meminjam. Misalnya Credit Union, Pintu Air, dengan aneka manfaatnya sudah diikuti oleh sebagian besar masyarakat pedesaan.

Investasi pendidikan, dapat juga dilakukan melalui berbagai asuransi pendidikan yang ditawarkan oleh berbagai lembaga keuangan. Lengkap dengan tabel manfaatnya.

Pentingnya asuransi pendidikan untuk anak. Dok sikapiuangmu.ojk.go.id
Pentingnya asuransi pendidikan untuk anak. Dok sikapiuangmu.ojk.go.id

Namun lagi-lagi, yang diinvestasikan di koperasi tersebut adalah uang. Bagaimana kalau tidak ada uang? Ah, tenang saja bapak dan ibu, om dan tante. Banyak jalan menu ke Roma.

Lagi pula, uang itu hanya salah satu aset dalam kehidupan dan penghidupan kita. Sumberdaya Alam alias SDA tentunya juga sangat penting. Lahan beserta ternak dan tanaman yang kita kembangkan di desa, menjadi modal yang harus dikembangkan.

Di desa, umumnya masyarakat masih memiliki lahan kosong. Termasuk lahan-lahan komunal. Daripada dibiarkan menjadi lahan kosong dan hanya ditumbuhi ilalang dan semak belukar, lebih baik diolah. Dimanfaatkan untuk bertanam.

Berikut, dua jenis investasi yang pernah dilakukan oleh orangtua kami di kampung. Sebagai Guru SD dengan 10 anak, sulit sekali untuk menggunakan gaji bagi kebutuhan hidup sehari-hari.

Apalagi menyekolahkan anak-anaknya hingga ke level Perguruan Tinggi. Gaji Bapak saya, juga tidak cukup untuk makan dan minum keluarga kami sehari-hari.

Beruntunglah, ada sawah dan ladang. Juga ternak sapi. Hasil sawah dan ladang inilah yang kami makan sehari-hari. Tak kekurangan pangan utama, sayuran, ikan mujair, dan kadang-kadang memotong ayam.

Dengan ternak sapi dan bertanam jati, beliau bisa berhasil menyekolahkan 8 anaknya hingga level Diploma dan strata 1 dan 2 orang tamat SMA.

Sapi, Investasi Jangka Menengah

Lalu, bagaimana kami disekolahkan? Bapak melakukan dua hal. Yang pertama, beternak sapi. Memelihara sapi secara tradisional. Dilepas di padang rumput dan seminggu sekali sapi-sapi tersebut dicari dan dimasukkan ke dalam kandang selama satu hari dan satu malam.

Sapi jantan yang sudah berumur dua tahun, akan diikat dan digemukkan untuk dijual. Sementara sapi betina tidak boleh diikat untuk dijual. Maksudnya, agar sapi-sapi ini berkembang biak.

Melihat umur sapi jantan, biasanya dijual saat sapi tersebut berusia 2 hingga 4 tahun. Jadi selama masa itu, sapi-sapi jantan tersebut akan digemukkan hingga tiba saatnya untuk ditimbang.

Penggemukan sapi jantan sebelum dijual. Pemberian pakan yang kurang baik menyebabkan sapi lamban gemuk. Dok pribadi
Penggemukan sapi jantan sebelum dijual. Pemberian pakan yang kurang baik menyebabkan sapi lamban gemuk. Dok pribadi

Per Juli 2022, harga sapi jantan hidup di Timor Barat sekira Rp 36.500,-. Jika harga sapi jantan yang sudah digemukkan mencapai 250kg, maka seseorang akan mendapatkan Rp 9.125.000 atau pendapatan bersih sekitar Rp 8.500.000,-.

Apabila seseorang memiliki 10 ekor sapi jantan dengan rerata seperti di atas, maka ia akan mengantongi pendapatan bersih sebesar Rp 85.000.000,-. Tentu saja, dengan catatan keluarga sendiri yang memelihara sapi-sapi tersebut.

Bertanam Jati, Investasi Jangka Panjang

Selain memelihara sapi sebagai investasi pendidikan jangka menengah, ada pula investasi lain. Memanfaatkan lahank kosong yang kurang produktif untuk bertanam jati super.

Jati dapat tumbuh dengan perawatan yang minim. Investasi pendidikan jangka panjang yang menjanjikan.  Dok. cakwicak.com
Jati dapat tumbuh dengan perawatan yang minim. Investasi pendidikan jangka panjang yang menjanjikan.  Dok. cakwicak.com

Pilihan jati super, karena sudah terbukti bahwa jati-jati yang ditanam sepanjang daratan Timor Barat, kini sedang dipanen dan harganya pun terbilang mahal.

Di desa, satu pohon jati dihargai dengan Rp 500.000,- yang mana si pemilik tidak perlu bercapek ria untuk menebang pohon tersebut. Sebab, sudah ada pemborong yang datang dan membeli langsung di kebun kita.

Dengan jarak tanam 2x2 meter, kita dapat menanam 2.500 pohon jati pada lahan seluas 1 hektar. Taruhlh lahan kita hanya seluas 0,5 Ha dengan jumlah pohon yang bisa dipanen sebanyak 1.000 pohon. Maka pada saat panen, yang bersangkutan akan mendapatkan uang sebesar Rp 500.000 x 1.000 pohon sama dengan Rp 500.000.000,-

Di Timor, rata-rata umur panen jati super itu 10-12 tahun. Dengan demikian, saat anak masuk kelas 1 SD, maka kita yang tinggal di desa dan memiliki lahan kosong, sudah bisa menanam jati. Tentu saja dengan tujuan sebagai investasi pendidikan anak kita di Perguruan Tinggi.

Kayu jati AO asal Timor. Harganya mencapai Rp 1.500.000. Dok rumah-bumn.id/produk
Kayu jati AO asal Timor. Harganya mencapai Rp 1.500.000. Dok rumah-bumn.id/produk

Memang, tidaklah akan mencukupi tetapi sangat membantu. Pengalaman bapak saya, menjadi inspirasi kami untuk memelihara sapi dan bertanam jati di kampung.

Jadi, investasi untuk pendidikan anak-anak kita, tak hanya dilakukan dengan menabung sejumlah besar uang di bank. Tetapi dapat juga diinvestasikan melalui ternak sapi dan bertanam jati.

Banyak jalan menuju Roma.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun