Namun di tahun 2021, cadangan terbuktinya menurun menjadi 2,25 miliar barel dan 1,7 miliar barel untuk cadangan potensialnya. Jika ditotal hanya mencapai 3,95 miliar barel atau berkurang sebesar 3,78 miliar barel. Â
Pentingnya Investasi Hijau Bagi Pengembangan EBT
Pengembangan proyek, baik dalam skala mikro maupun makro memerlukan sejumlah investasi agar dapat berjalan dengan baik. Apalagi pengembangan energi terbarukan yang tergolong dalam investasi mega proyek, pasti membutuhkan dana yang tak sedikit.
Karena itu, sangat diperlukan adanya kolaborasi berbagai pihak dalam pengembangan proyek-proyek EBT. Pemerintah sebagai pengatur kebijakan dan regulasi-regulasi. Korporasi sebagai pelaksana proyek yang mengusung dua manfaat, ikut mengatasi persoalan nasional di bidang energi sekaligus mendapatkan keuntungan bagi korporasinya untuk tetap eksis. Dan tentu saja, perbankan yang mengatur sistem keuangan.
Peran Bank Indonesia dalam Investasi Hijau
Kesuksesan investasi hijau di Indonesia, tak lepas dari peran penting Bank Indonesia. Sebagai pemegang otoritas keuangan, Bank Indonesia tentunya perlu memainkan posisinya dalam menjaga stabilitas nilai rupiah. Juga mengatur stabilitas sistem keuangan, dan sistem pembayaran.
Dalam seminar G20 bertema Scaling up the Utilization of Sustainable Financial Instruments di Jakarta per tanggal 18 Februari 2022 lalu, Gubernur Indonesia menegaskan pentingnya kolaborasi antara perbankan dan korporasi.
Kerja sama ini sangat diperlukan. Diantaranya untuk mendukung pengembangan energi hijau, transportasi hijau, dan infrastruktur hijau. Transportasi hijau menekankan pada kegiatan berkendaraan yang sedikit atau tidak menghasilkan greenhouse gases. Infrastruktur hijau sendiri berkaitan dengan penataan ruangan yang tidak mengganggu siklus alami lingkungan. Dengan kata lain, ramah lingkungan.
Energi hijau disini adalah memanfaatkan sumber energi yang tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan sebab berasal dari bahan-bahan yang aman.
Lima EBT Indonesia yang Menjanjikan
Sebagai pemimpin Presidensi G20, Indonesia tentunya berkomitmen untuk membawa negara-negara anggotanya keluar dari krisis energi. Mengembangkan Energi Baru dan Terbarukan yang ramah lingkungan.Â
Paling tidak, terdapat lima energi terbarukan yang menjadi sasaran pengembangan energi masa depan, yaitu energi matahari, tenaga air, energi angin, biogas, dan geothermal atau panas bumi.
Energi Matahari
Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan sinar matahari. Energi matahari sangat besar untuk dimanfaatkan sebagai EBT yang sangat menjanjikan. Salah satunya, dikembangkan menjadi energi listrik melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Terkait pengembangan PLTS, Kementerian ESDM telah menetapkan tiga program prioritas, yaitu PLTS Atap, PLTS ground-mounted berskala besar, dan PLTS Terapung. Pengembangan program ini, tentunya berbasis pada potensi yang ada di setiap wilayah Indonesia.