Ciri khas rumah etnis Bali adalah diukir dengan relief-relief. Tak hanya tembok rumah atau gapuranya. Pagar pun diukir dan dicat warna-warni. Bahkan hingga kamar mandi luar pun tak lepas dari perhatian mereka, diukir.
Itu adalah hasil pengamatan saya terhadap kondisi komplek perumahan Bali Sadhar di Banjit. Nampaknya, seni mengukir sudah diwariskan turun-temuran, dari orang tua kepada anak dan cucunya.
Tak mengherankan, jika pengukir-pengukir terkenal itu beretnis Bali. I Made Ada, seniman ukir yang menghasilkan karya Garuda Wisnu. Atau pematung I Wayan Mudana dengan karya patungnya yang bercita rasa seni nan tinggi.
Banyak Pura
Masyarakat Bali, terkenal dengan Puranya. Saking banyaknya, sehingga Bali dijuluki pula sebagai Pulau Seribu Pura selain disebut sebagai Pulau Dewata.
Ketenaran Pura Tanah Lot, Pura Luhur Uluwatu, Pura Besakih dan pura besar lainnya, menjadi daya tarik tersendiri bagi turis yang melancong ke Bali. Menariknya lagi, komunitas yang melakukan pemujaan di dalam Pura, tidak merasa terganggu dengan kehadiran para turis ini.
Beberapa Pura besar yang ada di Kampung Bali  Sadhar diantaranya, di BST ada Pura Kayangan Tunggal. Di BSU ada Pura Puncak Taman Sari, Pura Pande, Pura Pasupati, Pura Kastuhan, dan Pura Banjar Adat Gel-gel.  Ada juga Pura Puseh di BSS.
Pura besar ini, tidak pernah sepi karena sering digunakan oleh umat Hindu Bali untuk beribadah. Rutinitas beribadah tampak terlihat di Pura ini, selain terlihat menyiapkan sesajen di rumah.
Selain Pura dan rumah-rumah berukir, salah satu ciri khas pemukiman komunitas Bali adalah pemasangan Penjor.