Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Memori Metromini Jakarta

27 Juni 2022   02:00 Diperbarui: 28 Juni 2022   05:51 1977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu bus yang melegenda waktu itu, Metromini 640 sedang melintas di jalan Sudirman. Dok en.wikipedia.org

Pengunjung metromini lain yang naik turun seilih berganti, adalah para gepeng dan pemalak. Kelompok gepeng biasanya tidak menyanyi atau berpuisi. Tetapi langsung meminta-minta uang dengan menyorongkan bungkusan permen lusuh kepada penumpang yang bermurah hati. 

Ada juga pemalak yang biasa memaksa agar setiap penumpang memberi mereka uang. Seringkali mereka bertiga. Satu orang di pintu belakang, satu di pintu depan dan satunya lagi menjalankan aksinya meminta sumbangan dengan nada memaksa.

Komplotan pencopet meraja lela

Jangan lupa. komplotan copet ada di mana-mana, di dalam bus. Tak luput pula, di dalam Metromini. Mereka biasa memepet calon korban yang kurang hati-hati. Salah satu temannya mendorong, lalu yang lain mencopet incarannya. Dompet atau HP. 

Saya, satu kali kena copet. Yang dicopet adalah Hp Nokia 5110. Kejadinnya di tahun 2001 di Metromini. 

Saat itu, salah seorang memepet saya di pintu turun dalam dalam sekejap salah seorang temannya merogoh kantong samping celana dan kami semua turun. Ah, setelah turun ternyata HP-ku sudah raib.

Hp Nokia 5110 ku yang pernah dicopet di dalam Metromini. Foto HP diambil dari Shopee
Hp Nokia 5110 ku yang pernah dicopet di dalam Metromini. Foto HP diambil dari Shopee

Bayar cepek, sesuatu yang ngangenin

Satu hal yang membuat saya rindu pada Metromini, adalah cukup bayar cepek sambil berkata, "mahasiswa". Setelah tidak mahasiswa lagi, saya masih sering bayar cepek sambil berkata, "depan". Artinya ya sudah mau turun. Padahal masih jauh. Sering kali kena omel kondektur, tapi rata-rata penumpangnya pada cuek.

Kini, Metromini telah dimuseumkan alias dihentikan operasionalnya di Jakarta. Sebagai pengguna jasa Metromini, saya berharap bahwa Metromini benar-benar masuk dalam museum Jakarta sebagai bagian dari sejarah Kota Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun