Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Seruit Lampung Nan Mak Nyus

11 Juni 2022   10:46 Diperbarui: 11 Juni 2022   11:01 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia adalah negeri yang sangat kaya akan kulinernya. Setiap daerah memiliki makanan khas yang diwariskan secara turun-temurun. Bahkan, beberapa kuliner Nusantara kita sudah mendunia.

Beberapa diantaranya adalah rendang plus nasi padang, sate, tumpeng, rawon, gado-gado, nasi goreng, bakso, dan soto. Banyak literatur yang mengulas tentang makanan kita yang sudah go international ini.

Namun makanan khas Nusantara kita tak sebatas itu. Ratusan, bahkan ribuan menu khas Indonesia bisa kita temukan di segala penjuru tanah air.

Salah satu makanan khas Nusantara bernama Seruit. Makanan ini adalah makanan khas dari Provinsi Lampung. Selain mak nyus, cara membuatnya pun tidak terlalu sulit.

Sejatinya, makanan ini berupa ikan goreng atau ikan bakar. Dihidangkan bersama campuran sambal terasi dan tempoyak berupa olahan mangga atau duren. Ikan yang sering dihidangkan, adalah ikan belida, baung atau layis yang bisa diperoleh di sungai-sungai yang mengalir sepanjang musim di sana. Bisa juga menggunakan ikan nila, bawal, dan gurame atau ikan laut sesuai selera.

Menurut ibu Pipit  yang sering membuat seruit, untuk komponen ikan bakar maka selain ikan yang telah dibersihkan, kita memerlukan bumbu garam, kunyit, jahe dan ketumbar dalam keadaan yang sudah dihaluskan dan dicampur menjadi satu.  Tak ketinggalan kecap manisnya.

Seruit Lampung dalam nampan. Dok tribunnewswiki.com
Seruit Lampung dalam nampan. Dok tribunnewswiki.com

Setelah semua bumbu tersebut disiapkan, maka langkah berikutnya adalah membakar ikan yang sudah disiapkan. Setelah ikan dibakar sekitar 8-10 menit, ikan yang dalam keadaan setengah matang tersebut diolesi dengan campuran bumbu-bumbu tadi. Ikan tersebut dipanggang lagi hingga matang.

Sambal adalah komponen penting lain dari seruit selain ikan bakar yang sudah dibumbui. Komponen utama sambal ini tentu saja berupa cabai rawit, cabai merah dan terasi bakar. Juga dicampurkan sejenis sayuran berbentuk buah bulat kecil yang dinamakan rampai. Sambal terasi lantas dicampur dengan tempoyak yang rasanya pedas, asam, dan sedikit manis.

Selain ikan,  cabe, dan tempoyak, juga terdapat bahan lain yang perlu dicampurkan dalam menu seruit. Beberapa lalapan berupa timun, terong, daun kemangi dan jengkol atau pete. Bahan-bahan ini biasanya dicampur dan diaduk menjadi satu. Tetapi seruit modifikasi tidak dicampur, melainkan diberikan kepada penikmati untuk meramunya sendiri.

Santapan seruit biasa dinikmati bersama dengan hidangan nasi hangat. Di daerah-daerah semisal Kecamatan Baradatu, Way Kanan, Lampung, kita bisa menikmati hidangan seruit saat ada perkumpulan.

Seruit ikan gurame. Dok cookpad.com
Seruit ikan gurame. Dok cookpad.com

Jika sudah pernah merasakan kelezatannya, maka kita pasti merindukannya lagi. Karenanya, satu cara yang bisa dilakukan adalah belajar membuat seruit itu sendiri.

Lagi-lagi menurut Ibu Pipit kita bisa tambahkan menu lainnya sesuai selera  makan masing-masing. Tetapi yang disebut Seruit itu adalah perpaduan antar ikan bakar dan sambalnya.

Jangan lupa ya, para pencinta makanan khas Nusantara dapat mencoba Seruit ini jika hadir di Lampung. 

Seruit Lampung modifikasi dari ibu Pipit di Baradatu, Way Kanan. Dok pribadi
Seruit Lampung modifikasi dari ibu Pipit di Baradatu, Way Kanan. Dok pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun