Tidak banyak negara yang mampu memboyong pulang lambang supremasi bergengsi untuk kejuaraan beregu badminton ini. Baik untuk beregu Putra (Thomas Cup) maupun beregu Putri (Uber Cup). Tercatat, hanya enam negara yang mampu menjadi juara beregu putra dan 5 negara untuk beregu putri.Â
Sudah 32 kali pertandingan beregu putra dilaksanakan. Sejak dipertandingkan pada tahun 1949 di Preston Inggris hingga tahun 2022 di Impac Arena Bangkok, Indonesia tercatat menjadi negara paling banyak menjadi juara, yaitu 14 kali. China menjadi negara kedua dengan mengoleksi 10 gelar juara. Malaysia sejauh ini baru mengoleksi 5 juara. Dan Denmark, Jepang, India masing-masing baru satu kali menjadi juara.
Untuk beregu putri, China mendominasi pertemuan dengan mengoleksi 15 gelar juara sejak dipertandingkan pada tahun 1957. Cukup jauh dengan Jepang sebagai posisi kedua dengan koleksi 5 gelar.Â
Sementara Indonesia dan Amerika Serikat berada pada pada posisi ketiga dengan gelar juara sebanyak tiga kali. Sementara Korea Selatan yang menghempaskan tim putri China pada tanggal 14 Mei 2022 lalu sejauh ini baru 2 memboyong piala Uber ke negerinya.Â
Hanya 3 negara yang sudah menjadi juara untuk beregu putra dan putri, yaitu Indonesia, China dan Jepang. Sementara negara lainnya, baru mampu memboyong salah satu dari dua lambang supremasi bergengsi untuk olahraga bulutangkis ini.
Fokus untuk Pegkaderan
Mengapa pemain-pemain dari negara China seolah tak pernah ada habisnya? Tentu saja mereka benar-benar menjalankan pengkaderan dengan begitu ketat. Termasuk memberi kesempatan kepada pemain-pemain mudanya untuk mengikuti berbagai event internasional.
Sebenarnya, pengkaderan di Indonesia pun sudah baik. Apalagi di ganda putra yang masih banyak stok pemain pelapis yang masih berusia muda namun telah menunjukkan 'taji'nya di kejuaraan internasional.Â
Namun selayaknya tidak puas dengan pemain yang sudah ada. PBSI hendaknya dapat memperbanyak event-event dalam negeri sebagai salah satu ajang pencarian bakat, menemukan pemain-pemain muda berbakat. Tak hanya dari daerh tertentu, tetapi bisa dari seluruh daerah yang ada di Indonesia.
Ah, semoga suatu saat kita tidak kekurangan pemain berkualitas internasional, baik untuk pemain tunggal maupun ganda.Â