Pantai merupakan salah satu destinasi wisata yang selalu menjadi daya tarik tersendiri. Â Hampir semua daerah pantai yang terbuka untuk wisata, tak pernah sepi pengunjung. Ada yang datang sendirian, berduaan, dalam kelompok kecil atau datang secara rombongan besar.
Tujuan mereka ke sana tidak lain adalah untuk menikmati keindahan laut dan pantainya. Bermain di pasir, berenang hingga batas tertentu, memancing, berselancar, Â diving, atau naik perahu dan kapal motor di sekeliling.
Bahkan ada yang sekedar datang untuk memandang keindahan laut, sambil membiarkan dirinya dibuai oleh sepoinya angin pantai yang khas sambil menikmati air kelapa muda di tempat-tempat duduk pilihan.
Akses Wisata Pantai di Pinggir Kota Semakin Terbatas
Harus diakui, pantai terbuka di sekitar kota sudah hampir tidak ada lagi. Termasuk di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Padahal, sejatinya kota Kupang adalah kota pantai. Sebagian besar perkotaannya berada pada jalur pantai. Mulai dari Tenau, Namosain, Pasir panjang, Kelapa Lima, Oesapa hingga ke Lasiana dan Pantai Manikin.
Sayangnya, pantai terbuka tersebut kini telah terhalang oleh hotel-hotel besar seperti Asthon, Swiss Bellin, On the Rock dan Sotis. Areal pantai sepanjang Pasir Panjang dan Kelapa Lima yang biasanya ramai dikunjungi warga di pagi atau sore hari .Â
Biasanya warga kota bermain bersama keluarga, teman atau mencari kulit kerang. Namun kini mulai sulit diakses. Sebab, areal hotel menjorok masuk hingga ke fasilitas publik tersebut.
Tablolong: Pilihan Destinasi Wisata Bahari di Kupang
Tablolong, adalah salah satu areal pantai yang menjadi destinasi wisata bahari. Letaknya berada di kampung Tablolong, di sebelah barat Kota Kupang. Lebih kurang berjarak 30 km dari pusat kota Kupang. Perjalanan ke sana memakan waktu sekitar satu jam atau lebih.Â
Karenanya, perjalanan menuju lokasi sebaiknya dilakukan di pagi hari agar memiliki waktu yang cukup lama di pantai.
Fasilitas jalan menuju ke sana belum terlalu bagus, meskipun telah diaspal hingga depan gerbang wisata. Transportasi publik menuju Tablolong belum tersedia. Hanya mengandalkan kendaraan pribadi atau sewaan. Mobil sewaan sekitar Rp 300.000, dan ojek motor seharga Rp 100.000.
Tiket masuk ke destinasi ini adalah Rp 2.000 per kepala. Belum termasuk kendaraan roda dua atua roda empat yang dibawa oleh pengunjung. Tiket kendaraan dibandrol dengan harga Rp 5.000.
Fasilitas yang ada di sana berupa bangunan los panjang dan rumah-rumah lopo atau gazebo. Sewa los panjang adalah sebesar Rp 300.000. Lopo atau gazebo dihargai dengan Rp 50.000 per sekali pakai. Gunanya, sekedar meletakkan barang bawaan.
Bagi yang tidak mau keluar uang ekstra untuk menggunakan fasilitas ini, tak perlu khawatir. Terdapat cukup banyak bangku-bangku gratis yang dapat digunakan untuk duduk. Juga dapat menggelar tikar di bawah pohon-pohon nan rindang di sekitar.
Sebaiknya membawa bekal sendiri, apalagi datang dalam rombongan. Sebab makanan dan minuman di kios-kios yang ada di pantai termasuk mahal, di atas harga normal. Salah satu minuman favorit di sana, adalah kelapa muda dalam sajian asli atau campuran, tergantung selera.
Para pengunjung yang ingin membilas badan dengan air tawar setelah berenang di laut atau bermain di pasir pun bisa dilakukan di sana. Hanya harga air tawar pun termasuk mahal. Satu ember plastik hitam berukuran sedang dihargai dengan Rp 5.000 dan rata-rata satu orang memerlukan 2 ember air tawar untuk membilas badannya.
Tablolong Butuh 'Sentuhan' Â untuk Menarik Wisatawan
Pasir putih dan kedalaman laut yang terbilang masih pendek hingga 100 meter menjadi daya tarik bagi para penikmat pantai. Ditambah lagi dengan pemandangan pulau Rote dan Kota Kupang dipadu dengan langit nan biru, membuat pengunjung berlama-lama untuk berada di sana.
Selain itu, para pemancing bisa menuntaskan hasrat memancingnya di lokasi yang terpisah dari tempat berenangnya pengunjung. Hasil pancingan dapat dibakar langsung di lokasi sebagai lauk siang yang dapat dinikmati bersama.
Beberapa pengembangan wisata sebenarnya masih dapat dilakukan di sana seperti berkeliling dengan menggunakan perahu. Juga dapat melakukan kegiatan panen rumput laut bersama dengan para pembudidaya rumput laut di sana.
Pengelolaan pantai ini masih belum optimal. Padahal jika ditata dengan serius, maka Tablolong bisa berkembang menjadi wisata bahari yang memiliki daya tarik sendiri. Tidak hanya bagi warga Kupang, tetapi bisa menjadi pilihan wisata bagi wisatawan dari luar daerah.
Pengembangan guest house atau penginapan sederhana yang dapat digunakan oleh pengunjung, sudah seharusnya dipikirkan oleh Pemerintah Kabupaten Kupang sebagai pemilik daerah. Juga perbaikan jalan dan fasilitas publik lainnya.
Pengelolaan pungutan retribusi pun perlu diperbaiki. Semua pedagang kecil di areal pantai perlu dibina dan dikembangkan agar dapat menjadi tuan rumah yang ramah dan menyuguhkan informasi-informasi yang berguna bagi para pengunjung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H