Pengalaman mengintegrasikan sayuran dan ikan
Awal mulanya saya mencoba di rumah. Sisa air yang tercampur dengan sabun mandi dan sampo, dialirkan ke bak penampungan. Sebelum masuk bak penampungan, saya pasang ijuk dan arang untuk menyaring air sabun.
Saat panen perdana, saringan tersebut saya angkat. Dan ternyata, ikan di dalam kolam tidak mati. Demikian juga sayuran, tetap tumbuh dengan baik.Â
Saya belum pernah mencoba ikan lain, selain lele. Sebab, daya tahan lele termasuk tinggi di samping bibitnya mudah diperoleh di pembibitan ikan.
Lele sudah bisa dipanen pada umur 3 bulan atau 4 bulan. Tergantung pada selera makan kita. Ada yang suka ikan yang ukurannya besar, ada yang suka ukuran sedang saja.Â
Kolam dengan ukuran 1 meter x 2 meter, bisa menampung ikan lele sebanyak 200-300 ekor. Pebisnis ikan, bahkan bisa memelihara sekitar 600-750 ekor pada kolam berukuran demikian.
Bersamaan dengan panen lele, kita  juga dapat memanen sayuran. Cabe, kacang panjang, terong, tomat. Juga kangkung dan sawi yang dapat dijadikan sebagai teman makan lauk lele.
Terlihat sepele, tetapi sangat bermanfaat. Dari aspek ekonomi, kita dapat menghemat pengeluaran rumah tangga.Â
Dari segi gizi keluarga, kebutuhan akan protein dan vitamin dapat dipenuhi dari hasil ikan dan sayur-sayuran.Â
Dari sanitasi lingkungan, tidak ada air comberan yang menjadi tempat bersarangnya nyamuk. Sebab, jentik-jentik nyamuk dapat dimakan oleh ikan di dalam kolam.