Ubi caritas et amor, Deus ibi est.
Dalam bahasa Indonesia, dikenal dengan judul lagu "Jika ada cinta kasih, hadirlah Tuhan".
Sejak masih kecil, musik dan lirik lagu ini sering kami dengar, ketika mengikuti misa pada hari Kamis. Satu hari  sebelum Yesus ditangkap, dibawa ke hadapan Pilatus untuk diadili dan dijatuhi hukuman mati.Â
Hari Kamis adalah hari pertama Tri Hari Suci. Di kampung, kami menyebutnya sebagai hari kamis putih. Tri hari suci kedua, jatuh pada hari Jumat. Kami menamakannya Jumat Sengsara, Jumat Agung atau Jumat Besar. Tri hari suci ketiga, adalah hari Sabtu. Kami menamakannya, Sabtu Alleluya atau malam Paskah.Â
Banyak tradisi umat Katolik yang dilaksanakan sampai sekarang. Di antaranya, perayaan-perayaan tambahan pada ibada Tri Hari Suci. Di antaranya, upacara pembasuhan kaki para rasul dan tuguran pada malam Kamis Putih.
 Jalan salib pada hari Jumat  Agung, bahkan di Paroki saya dahulu, ada tradisi ratapan yang dibawakan oleh sekelompok perempuan dalam nada sedih. Pada Jumat sengsara, juga diadakan upacara Kucup salib.Â
Pada hari Sabtu pagi, ada Bunda berdukacita. Malamnya, dirayakan dengan sangat meriah. Ada api unggun, lilin paskah dan bacaan-bacaan dari Alkitab, diawali dengan kisah penciptaan.Â
Perjamuan TerakhirÂ
Malam perjamuan terakhir, diperingati setiap hari Kamis Putih. Dimasukkan dalam satu rangkaian tata ibadah misa. Dalam perayaan ini, sering diperagakan bagaimana Yesus memperlakukan para muridnya di tengah-tengah berlangsungnya perjamuan. Ia bangun dan membasuh kaki kedua belas murid-Nya satu persatu.
Hal yang ingin ditunjukkan oleh Yesus pada para rasul, bahwa kelak mereka harus saling mengasihi satu sama lain. Tidak menunjukkan permusuhan di antara mereka. Kelak, para murid harus saling melayani satu sama lain.Â
PS 498 (2): Jika ada cinta kasih, hadirlah Tuhan. Marilah kita berkumpul, bersatu hati. Hendaklah kita hindarkan perselisihan. Â Hentikanlah perbantahan dan permusuhan. Semoga di tengah kita hadirlah Kristus.
Tuguran Hingga Pagi
Tuguran merupakan salah satu tradisi dalam Gereja Katolik. Setelah misa selesai, sakramen mahakudus yang biasa ditahtakan di tabernakel dikeluarkan, diarak lalu ditahtakan di luar tabernakel.Â
Setelah ditahtakan, umat secara bergilir melakukan ibadat tuguran. Di paroki saya di Kampung, kami melakukan tuguran sepanjang malam, hingga pagi.Â
Tuguran diartikan sebagai berjaga-jaga bersama Yesus. Tuguran ini dimaksudkan, untuk berdoa bersama Yesus yang setelah melakukan perjamuan bersama murid-murid, pergi ke taman Getzemani untuk berdoa. Yesus berdoa, hingga kemudian ditangkap karena pegngkhianatan Yudas Iskariot, salah satu murid yang kemudian berkhianat.
Yesus begitu cinta pada manusia. Andaikan mau, Ia bisa dibebaskan. Namun Yesus tetap setia sampai tugas akhirnya, mati di kayu salib.Â
Yesus membuktikan, cinta kasih Tuhan selalu hadir di tengah manusia.Â
Ubi caritas et amor, Deus ibi est. Jika ada cinta kasih, hadirlah Tuhan.
Selamat merayakan Tri Hari Suci bagi umat beragama yang merayakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H