Untuk menjadi juara dalam turnamen olahraga, tak hanya fisik yang harus dipersiapkan. Mental pun sangat penting. Termasuk dalam olahraga badminton yang menjadi salah satu olahraga yang diminati oleh masyarakat Indonesia, selain bola kaki.
Mental, sering menjadi persoalan utama yang dihadapi oleh seorang atlet. Dalam olahraga yang perhitungan skornya dihitung secara langsung, tingkat ketidakstabilan pemain sering ditampakkan saat lawannya menampilkan performa yang lebih baik dari dirinya.
Ketika lawan mulai mengejar, pemain yang tidak bermental baja terlihat grogi. Lebih sering melakukan kesalahan sendiri. Jika bolanya tidak melebar alias out, maka bisa tersangkut di net, atau service-nya terlalu rendah sehingga gagal mendapatkan angka.
Selain itu, jika sudah ketinggalan maka atlet yang tak punya motivasi akan cepat menyerah. Sering membiarkan bola dan tidak mau mengejar bola.
Padahal, jika yang bersangkutan tetap bermain dengan tenang maka bisa saja poin demi poin akan dikumpulkan untuk kemudian berbalik unggul. Lalu memenangkan pertandingan.
Penampilan yang tenang akan membuahkan hasil. Susi Susanti telah membuktikannya. Selalu tampil tenang, sekalipun telah tertinggal jauh. Ia tak gentar dan tak mau memikirkan sudah berapa poin yang dikoleksi lawan. Dan apakah ia mampu untuk mengejar ketertinggalannya untuk berbalik memimpin.
Salah satu moment yang dianggap ajaib pernah terjadi pada perebutan piala Sudirman tahun 1989. Dan itu karena ketenangan luar biasa seorang Susi 'Super' Susanti.
Kala itu di partai final melawan Korea Selatan, Susi diberi tanggung jawab sebagai pemain ketiga. Ia turun dalam kondisi sudah tertinggal 2-0. Di gim pertama, Susi kalah dari Lee Young-suk dengan skor 10-12. Dan pada gim kedua, Lee Youn-suk sudah memimpin 10-7 alias sudah mengantongi match point.
Saat itu, penonton sudah meninggalkan stadion. Tim merah-putih sudah tidak berharap lagi. Namun Susi tidak menyerah. Dengan tenang dan tetap tersenyum, ia meladeni permainan Lee. Perlahan tapi pasti, ia menambah poin. Susi Susanti mampu mengunci poin lawan lalu memenangkan set kedua dengan skor 12-10. Susi mampu memperpanjang permainan untuk bertarung pada set ketiga.
Lee begitu tertekan akibat kekalahan yang menyakitkan di set kedua. Dia tidak mampu untuk mengontrol emosi yang berkecamuk dalam dirinya. Dan Susi tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Lee 'dibacok' tanpa ampun dengan skor sangat telak, 11-0.
Dan kemenangan Susi menjadikan dua partai berikutnya, ganda putri dan ganda campuran memenangkan pertandingan. Indonesia berhak memboyong Piala Sudirman ke tanah air setelah mengalahkan Korea Selatan, 3-2.
Mental Putri KW di Orleans Masters 2022
Lain Susi, lain pula cerita Putri KW. Di Orleans Masters 2022, Putri berhasil menjadi juara setelah melibas 5 pemain tunggal putri lainnya. Bahkan tiga di antaranya, berstatus unggulan.Â
Putri mengawali permainannya di babak pertama dengan penampilan yang terlihat kurang meyakinkan. Melawan wakil dari India, Asmitha Chalina, Putri harus berjuang melalui rubber set, 21-17;19-21 dan 21-14.Â
Pada babak 16 besar, perempat final dan semi final, Putri kemudian bermain hanya dalam 2 set. Kemenangannya begitu meyakinkan, termasuk saat melibas unggulan ketiga, Line Hojmark Kjaersfeldt asal Denmark dengan skor 21-10; 22-20 dalam waktu 39 menit.
Kemenangan ini, membuat banyak orang yakin Putri bakal mengatasi finalis lain, Iris Wang dari USA sekali pun Iris memiliki peringkat yang lebih baik dari Putri.Â
Namun, Â penonton boleh melakukan berbagai prediksi. Kenyataan, bisa saja berbeda.Â
Di final, Putri KW tampil begitu buruk di set pertama. Pukulan-pukulan silangnya sering melebar dan memberi angka bagi Iris. Dalam waktu yang sangat singkat, Putri kalah telak dari Iris: 7-21.Â
Para penonton mulai pesimis memasuki set kedua. Namun Putri mencoba untuk lebih santai dan tenang. Ia berusaha untuk tidak mati sendiri dan memaksa Iris untuk melakukan permainan-permainan lob ke belakang.Â
Alhasil, Putri memenangkan set kedua dengan skor 21-19 dan memaksa Iris Wang untuk memainkan set ketiga sebagai set penentuan. Di set ini, permainan lebih dikendalikan oleh Putri hingga memenangkan pertandingan dengan skor 21-18.
Akhirnya Putri berhak naik podium sebagai juara satu dan Iris harus puas pada posisi runner up.
Putri KW, mampu menjaga mentalnya. Ia tidak menyerah, sekalipun telah dipecundangi pada babak pertama dengan skor telak. Ia bangkit pada set berikutnya. Dan terbukti, mampu menjungkalkan Iris pada kedua set berikutnya.
Pertandingan sudah siap, dan hari ini 5 April 2022, wakil-wakil Indonesia sudah berlaga lagi di Korea Open. Kita berharap, mental para atlet tidak down selama berada di lapangan pertandingan. Sabar, tenang dan berjuang untuk meraih poin demi poin.
Hendaknya, mereka belajar dari seorang Putri KW ketika berlaga di final Orleans Masters 2022. Dan kita berharap, Indonesia kembali dari Korea dengan beberapa juara.
Bravo Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H