"Apa?
Pertamax bakal naik jadi 16 ribu rupiah di bulan April?
Waduh, gak jadi mudik ke kampung halaman dong".Â
Lalu ditimpali sama teman yang lain. Ah, Emangnya kendaraannya menggunakan Pertamax? Tidak kan...
Demikian temanku mengekspresikan kegalauan dan kepanikannya pagi ini, saat membaca berita terkini via hand phone android-nya yang selalu setia menemaninya. Menyuguhkan berbagai berita menarik dari berbagai belahan dunia.Â
Saya menjadi tak heran lagi. Hampir semua keluarga, handai taulan dan teman, sering kali panik manakala mengetahui berita mengenai kenaikan harga barang. Entah dibilang kenaikan harga atau diperhalus dengan istilah penyesuaian harga, tetaplah panik.Â
Berikut ini, adalah pengamalan beberapa teman dan keluarga dalam menyikapi kenaikan harga barang sembako dan BBM.
Seiring dengan kepanikan mereka, langkah berikutnya adalah mengecek ketersediaan stok di rumah, jika itu berkaitan dengan isu sembako. Kalau berkenaan dengan kenaikan BBM, maka yang pertama kali dicek adalah BBM jenis mana saja yang akan naik. Dan apakah kendaraan pribadinya menggunakan BBM tersebut.Â
Kalau kendaraan pribadinya menggunakan BBM yang mengalami kenaikan harga, maka langkah berikutnya adalah mendatangi SPBU untuk mengecek ketersediaan barang tersebut. Ketika melihat antrian, maka yang bersangkutan pun ikut antri. Setelah mengisi kendaraannya, pulang lalu memberitahu teman-temannya yang lain. Bahkan, BBM kendaraannya dikeluarkan dan ditampung di rumah lalu kembali antri.Â
Itu adalah sekelumit pengalaman ketika bensin masih tersedia di SPBU.Â