Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menanti Janji Mensos Menghadirkan Community Center bagi Warga Perbatasan

12 Maret 2022   15:17 Diperbarui: 12 Maret 2022   19:29 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mensos Tri Rismaharini dalam kunjungan ke Wini, Kab TTU, NTT per 2 Maret 2022. Dok: kemensos.go.id

Bagi warga NTT, bayangan kegagalan mega proyek jatropha yang menghabiskan dana miliaran rupiah dari pemerintah pusat pada tahun 2006/2007 masih terasa. Program budidaya jarak ternyata tidak dilakukan secara serius oleh dinas terkait. Alih-alih panen, empat pabrik minyak jatropha yang didirikan oleh perindustrian di Kabupaten Kupang dan Kota Kupang, tak dapat beroperasi lantaran tidak adanya bahan baku biji jatropha. 

Program lain yang menjadi andalan provinsi NTT juga menghilang khabarnya. Program kelor perlahan tapi pasti tidak dikembangkan lagi. Tidak seperti awal-awal Gubernur Viktor Bungtilu Laiskodat menjabat Gubernur NTT. 

Sebut saja, 13 hektar tanaman kelor yang merupakan proyek swakelola dinas perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur gagal total di tahun 2020. 

Belum lagi proyek lain yang panasnya di awal saja. Lalu dingin dan membeku. Hilang tanpa bekas. 

Perlu Melibatkan Masyarakat dan Pemda Sejak Perencanaan

Mensos menyampaikan, akan menggandeng IPB untuk mengembang program pertanian dan peternakan. Sedangkan pembangunan sarana fisik akan melibatkan ITB. Fine, kedua institut ini tak diragukan lagi. Selain memiliki akademisi yang handal di bidangnya, IPB dan ITB pun memiliki alumni yang tersebar sampai ke daerah-daerah. 

Namun, pelibatan masyarakat dan Pemda setempat tidak boleh dilupakan. Masyarakat harus menjadi pelaku sejak perencanaan. Sebab masyarakatlah yang paling tahu tentang kesulitan yang dihadapi. Mereka juga paham, komoditas apa yang bisa dikembangkan dengan baik di daerah  mereka. Komoditas yang bertahan dari cekaman kekeringan dan tandus. Tanaman yang mampu berproduksi dalam kondisi lahan yang tidak subur. 

Pemda setempat pun demikian. Tidak dibiarkan menjadi penonton di wilayahnya sendiri. Sekalipun proyeknya datang dari pusat, Pemda harus dilibatkan dari awal perencanaan. Pemda jangan hanya dijadikan sebagai penonton. Setelah rampung baru diserahterimakan. Akhirnya, harus belajar dari awal lagi.

Bila perlu, libatkan juga lembaga-lembaga lokal yang ada di daerah. Di TTU, ada beberapa lembaga yang handal dalam pendampingan komunitas. Dua di antaranya, Yayasan Mitra Tani Mandiri (YMTM) dan Yayasan Amnaut Bife Kuan (Yabiku). 

Di TTU, juga ada Universitas Timor (Unimor) yang berstatus negeri. Pelibatan mereka hendaknya  dipertimbangkan juga. Sebab, pergurun tinggi ini, juga telah mengkaji berbagai persoalan di Timor, khususnya terkait dengan pertanian lahan kering dan beternak di padang penggembalaan.

Kini, masyarakat menanti realisasi dari kunjungan Mensos Tri Rismaharini. Sumbangan Community Center bagi peningkatan SDM Putera-Puteri NTT, khususnya di daerah perbatasan. 

Mensos Tri Rismaharini dalam kunjungan ke Wini, Kab TTU, NTT per 2 Maret 2022. Dok: kemensos.go.id
Mensos Tri Rismaharini dalam kunjungan ke Wini, Kab TTU, NTT per 2 Maret 2022. Dok: kemensos.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun