Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ribuan Vial Vaksin AstraZeneca di TTU Kadaluarsa

4 Maret 2022   19:47 Diperbarui: 5 Maret 2022   19:02 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banyak vaksin AstraZeneca terancama kadaluarsa. Ilustrasi foto: Reuters dalam cnnindonesia.com

Apabila dibandingkan dengan capaian di tingkat Provinsi NTT, persentase vaksin 1 Kabupaten TTU di bawah persentase Provinsi NTT yang berada pada 85,64% atau 3.281.232 dosis. Sedangkan dosis kedua berada di atas persentase tingkat provinsi yang baru sebesar 55,10% atau sebanyak 2.114.764 dosis.

Namun capaian Kabupaten TTU atau Provinsi NTT ini masih berada di bawah level nasional. Total vaksin nasional pada waktu yang sama menunjukkan,  dosis 1 sudah sebesar 92,01% atau sebanyak 191.631.442 dosis. Dosis kedua 70,38% atau 146.577.204 dosis dan vaksin ketiga sebesar 5,51% atau 11.466.461 dosis.

Vaksin Kadaluarsa, Salah Siapa?

Meskipun banyak komponen turut serta mengorganisir kegiatan vaksinasi, nyatanya banyak vaksin yang menjadi kadaluarsa. Bukan hanya di TTU tetapi terjadi juga  di level nasional dan provinsi.

Di tingkat Provinsi NTT misalnya, sebanyak 5.000 vaksin AstraZeneca kadaluarsa pada bulan November 2021. Secara nasional, bahkan isu vaksin kadaluarsa telah disampaikan oleh Menkes RI pada Januari 2022 ada sebanyak 1.121 juta vaksin yang kadaluarsa.

Ternyata vaksin kadaluarsa ada di level nasional hingga daerah. Lantas,siapakah yang harus disalahkan?

Tentu saja kita masih ingat, bagaimana antusiasme masyarakat untuk mendapatkan vaksin, khususnya vaksin dosis 1 beberapa waktu lalu.

Salah satu kegiatan vaksin dosis 1 yang begitu banyak diminati masyarakat lalu berubah menjadi kacau adalah kegiatan vaksinasi yang diadakan di Poltekkes Kemenkes Kota Kupang, pada 14 Juli 2021 lalu. Media Indonesia meliput, sekitar 2.000 orang memanjat, merubuhkan dan merusak pintu gerbang kampus tersebut gegara lama menunggu untuk mendapatkan vaksinasi dosis pertama.

Masyarakat, tidak perlu disalahkan. Yang perlu diperhatikan, adalah sistem pengaturan antrian dan kesigapan satuan pelaksana, mulai dari saat mendaftar hingga selesai vaksinasi.

Saya bersyukur, selama antri mendapatkan vaksin di RST Kota Kupang (dosis 1) dan Puskesmas Oebobo Kota Kupang (dosis 2 dan 3), tidak ada yang rebutan atau potong jalur. Semua antri dengan tertib karena satuan petugas mampu mengatur jalannya antrian dengan penuh tanggung jawab.

Antusiasme vaksin 1 di Poltekkes Kupang berakhir ricuh, Foto: Media Indonesia/Palce Amalo
Antusiasme vaksin 1 di Poltekkes Kupang berakhir ricuh, Foto: Media Indonesia/Palce Amalo

AstraZeneca TTU Kadaluarsa, Kota Kupang Kosong

Jika pada 1 Maret 2022, ribuan AstraZeneca di TTU kadaluarsa, maka pada tanggal yang sama vaksin tersebut dinyatakan kosong di Puskesmas Oebobo Kota Kupang. Padahal, Puskesmas yang berada di tengah kota ini, selalu ramai dikunjungi oleh masyarakat untuk mendapatkan vaksinasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun