Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

ASA Damai dari Meja Perundingan Para Diplomat Rusia-Ukraina

3 Maret 2022   14:58 Diperbarui: 4 Maret 2022   07:37 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AKHIRNYA ada kemauan antara petinggi Rusia dan Ukraina untuk mencari jalan damai. Meskipun jalan menuju perdamaian masih terlihat begitu terjal, setidaknya ada harapan untuk mengakhiri konflik. Sebelum menyeret banyak negara ikut terseret dalam pusaran ini dan mengorbankan lebih banyak lagi nyawa manusia.

Walaupun belum mencapai kesepakatan bersama, dua kali perundingan Rusia-Ukraina menunjukkan itikad baik. Menghentikan perang, hidup berdampingan secara damai dengan tetap menghormati kedaulatan masing-masing negara.

 Kesadaran dan jiwa besar para pemimpin tetaplah ada. Sebelum lebih banyak korban berjatuhan. Sebelum kedua negara mengalami kerugian besar. Ekonomi hancur, keutuhan wilayah tercabik-cabik, masyarakat mengalami trauma yang berkepanjangan. 

Perundingan Perdana Nan GATOT

Putaran pertama perundingan Rusia-Ukraina pada 28 Februari 2022 di dekat perbatasan Belarus-Ukraina mengalami jalan buntu. Pembicaraan antara tim negosiator kedua negara tersebut berlangsung selama lebih dari lima jam, tanpa mufakat alias GATOT (gagal total).

Berita-berita dari TV Al Jazeera yang dikutib oleh berbagai media menyebutkan, Ukraina melalui Mikhailo Podolyak selaku penasihat utama Presiden Volodymyr Oleksandrovych Zelensky meminta untuk segera melakukan gencatana senjata dan pasukan Rusia ditarik mundur dari teritorial Ukraina.

Di pihak Rusia, melalui kepala delegasinya Vladimir Medinsky meminta Ukraina untuk tetap berada pada pihak netral, tidak bergabung dengan NATO. Sebab dikhawatirkan, NATO akan menempatkan pangkalan militernya di sana manakala Ukraina resmi menjadi anggota NATO. Hingga saat ini, NATO telah beranggotakan 30 negara di Eropa, termasuk Kanada dan Amerika Serikat. 

Syarat dari Rusia nampaknya kembali mengulangi pernyataan sang Presiden, Vladimir Putin. Invasi akan dihentikan dengan syarat Ukraina bersifat netral terhadap negara-negara Eropa. Juga meminta Ukraina untuk menerima kontrol Rusia atas Krimea. Sedangkan Ukraina tetap menolak dan mempertahankan sikap bahwa Krimea adalah teritorinya. 

Presiden Rusia, Vladimir Putin vs Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: voaindonesia.com
Presiden Rusia, Vladimir Putin vs Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: voaindonesia.com

Masih ada ASA dalam Putaran Kedua

Sekalipun perundingan putaran pertama GATOT, asa tetap ada. Masih ada harapan karena telah disepakati untuk melanjutkan perundingan ronde kedua yang dijadwalkan dilaksanakan pada 2 Maret 2022.

Kali ini pun, perundingan masih bersifat bilateral. Tanpa keterlibatan pihak penengah atau mediator. PBB sebagai lembaga berserikatnya bangsa-bangsa pun tak menghadiri perundingan tersebut.

Tentunya bangsa-bangsa dan negara-negara yang cinta akan perdamaian antarbangsa mendukung perundingan damai ini. Paling tidak, kedua belah pihak sepakat untuk terlebih dahulu melakukan gencatan sambil melanjutkan perundingan.

Harapan pun ditujukan kepada negara-negara yang saat ini ikut terlibat secara aktif, baik pendukung Rusia maupun Ukraina. Menahan diri untuk tidak mencampuri urusan rumah tangga negara lain, harusnya menjadi pilihan.

Provokasi negara lain, perlu juga disadari oleh Rusia atau Ukraina. Sebab ketika Rusia dan Ukraina berperang, negara-negara tukang provokasi itu tidak menderita kerugian. Sementara Rusia dan Ukraina sama-sama hancur. Menderita kerugian. Akan memerlukan waktu yang lama untuk mengembalikan trauma, utamanya bagi warga negaranya.

thequint-2022-02-85e6bd7a-2159-47bb-b876-7f97368df0f7-25021-ap02-24-2022-000185b-622073b2bb44863cf15c5204.jpg
thequint-2022-02-85e6bd7a-2159-47bb-b876-7f97368df0f7-25021-ap02-24-2022-000185b-622073b2bb44863cf15c5204.jpg
Warga negara Rusia ikut menyerukan penghentian perang. Foto: thequint.com

Say no to War!

PEACE!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun