Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hari Peduli Sampah Nasional dan Gerakan Mengurangi Gunungan Sampah

21 Februari 2022   14:53 Diperbarui: 22 Maret 2022   18:09 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah, membuang sampah sembarang di pinggir jalan. Lokasi Kota Kupang. dok pribadi

Barangkali tidak akan ada hari spesial terkait persampahan di Indonesia bila tidak ada suatu insiden yang menewaskan lebih dari 100 jiwa. 

Andaikan gunungan sampah sepanjang 200 meter dengan tinggi sekitar 60 meter   di TPA Leuwigajah, Cimahi  Selatan tidak goyah dan rubuh akibat ledakan gas metan dan guyuran hujan tiada henti pada 21 Februari 2005 maka mungkin saja Hari Peduli Sampah Nasional alias HPSN belum atau tidak pernah dicanangkan. 

Hari ini, HPSN telah memasuki tahun ke-17. Sepanjang perjalanannya, cukup banyak kegiatan yang dicanangkan oleh kementerian yang menangani lingkungan hidup di Indonesia. Setiap tahun, diperingati dengan tema dan penekanan yang berbeda.

Mulai dari himbauan untuk mengurangi produksi sampah, mengelola sampah hingga pada aksi membersihkan aneka sampah. Di pinggir jalan dan terminal bus. Di sungai- sungai dan pantai, bahkan di dalam laut. 

Akankah ProkLim Meningkatkan Kepedulian Masyarakat terhadap penangan sampah di lingkungan sekitar?

Menarik sekali, tema yang diusung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kali ini adalah “Kelola Sampah, Kurangi Emisi, Bangun Proklim”. Pers lirisnya dapat di baca pada http://ppid.menlhk.go.id

Dalam siaran persnya, Kementerian LHK inging mensinergikan tiga program utamanya: pengelolaan sampah, pengendalian perubahan iklam dalam hal pengurangan emisi  via Proklim, dan perhutanan sosial.

Hal yang perlu dilakukan secara berantai adalah terkait dengan Proklim alias Program Kampung Iklim. Programnya baik sekali. Hanya saja, harus benar-benar dipastikan, agar benar-benar tidak sekedar baik di kertas tetapi implementasinya terlaksana dengan baik pula. 

Konsep konsolidasi penanganan sampah dengan melibatkan masyarakat dalam Proklim ini jelas. Dimulai dari rumah tangga sebagai basis produsen sampah, tingkat RT, RW, Lingkungan/Dusun, hingga kelurahan. Sampai dengan lingkup yang lebih luas lagi dalam konsep kesatuan pemukiman. 

Sekalipun konsepnya bagus, implementasi penanganan sampah masih akan terlihat lemah. Pertama, konsolidasi antar instansi hingga ke level RT masih kurang terkoordinir. Bak-bak sampah, mobil sampah tidak ada. Jika pun ada, tidak berfungsi dengan baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun