Namanya Taman Nostalgia. Lebih familiar dengan sebutan Tamnos. Berlokasi di tengah kota, tepatnya di Jalan Frans Seda, Kelurahan Kelapa Lima.Â
Pepohonan besar seperti pohon flamboyan alis hau sepe, angsana dan palem-paleman sudah tumbuh tinggi. Segarnya alam di sekitar Tamnos menjadikan tempat ini tak sepi dari pengunjung, utamanya di siang hingga sore hari.Â
Setiap minggu, saya selalu membawa anak-anak ke sana, sekedar menikmati buaian angin sejuk sambil sesekali menonton lalu-lalangnya kendaraan di jalan.Â
Kebetulan anak-anak sukanya ke situ, selain ke pantai. Ada dua jenis permainan yang disukai oleh anak-anak, yaitu prosotan-dalam bahasa setempat kami menamakannya taroso- dan ayunan.Â
Tamnos juga dijadikan sebagai tempat lopas (jogging) pagi atau sore. Anak-anak muda juga sering janjian ketemu di sana.Â
Beberapa ibu juga menghabiskan waktu di sana sambil menjaga anak-anak mereka bermain. Sering dijadikan juga untuk tempat mangkal malam oleh beberapa orang yang gemar menikmati alam dalam suasana gelap.Â
Sejatinya, Tamnos Kota Kupang dibuat untuk mendukung keberadaan salah satu Gong Perdamaian Nusantara yang dirresmikan oleh Presiden ke-6, Bapak Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 Februari 2011.Â
Sebelumnya, Tamnos adalah ruang terbuka hijau yang dibiarkan sebagai salah satu hutan bagi Kota Kupang.Â
Awal mula didirikan, Tamnos benar-benar memiliki daya tarik untuk dikunjungi. Bukan hanya oleh warga Kupang.Â