Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Omicron Datang, Perburuan Duren Baradatu pun Berakhir

13 Februari 2022   16:01 Diperbarui: 13 Februari 2022   16:02 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Duren Lokal Bukit Jambi, 4 buah Rp 50.000-80.000. dok pribadi

Bagi para penikmat duren, berburu duren yang enak tapi murah itu sesuatu yang menyenangkan. Apalagi bersama teman-teman akrab. Ramai dan seringkali terasa konyol. 

Beberapa kelompok bahkan berkonvoi dengan sepeda motor hingga menempuh lokasi yang cukup jauh ke pusat-pusat duren hanya untuk menikmati buah ini. 

Perburuan duren paling sering dilakukan ketika belum memasuki panen raya. Juga di akhir musim panen dimana buah duren kembali menjadi langka dan mahal. 

Di masa ini, pemilik pohon duren lebih banyak bermalam di kebun, menanti runtuhnya duren mereka. Jika tak dijaga, maka keesokan harinya sudah pindah tangan, alias diambil orang. 

Buah beraroma khas ini juga banyak dijumpai di Way Kanan, Lampung. Persebarannya cukup merata di seluruh kampung. Salah satunya di Kecamatan Baradatu. 

Hampir setiap rumah memiliki pohon duren sehingga ketika musim duren, buah yang disebut-sebut sebagai makanan raja di zaman old ini mendominasi lapak-lapak sepanjang jalur tengah Trans Sumatera. 

Duren Lokal Bukit Jambi, 4 buah Rp 50.000-80.000. dok pribadi
Duren Lokal Bukit Jambi, 4 buah Rp 50.000-80.000. dok pribadi

Bagi yang memiliki teman petani hingga ke dusun dan kampung, maka tak perlu berpikir untuk membeli duren ini. Cukup berkunjung ke sana dan bakal disuguhi duren matang pohon yang segar, legit dan manis. Aroma duren lokal Baradatu tidak terlalu tajam. Untuk yang bermasalah dengan aroma duren, bolehlah mencoba duren Baradatu. 

Membelah duren pun ada tekniknya tersendiri. Jika sudah terbiasa, maka gampang sekali membelahnya. Tetapi bagi yang belum atau jarang, maka akan terasa sulit. Tapi jangan takut apalgi malu. Kita bisa meminta tolong pada penjual atau pemilik duren untuk membantu membelahkan durennya, lalu kita nikmati. 

Jika sebelum pandemi Covid-19, para penikmati duren dapat berdesak-desakan tanpa menjaga jarak untuk membeli duren maka kali ini tidaklah demikian. Para pembeli duren lebih banyak membawa pulang durennya, lalu mencari tempat yang aman dan nyaman untuk pesta duren. 

Bahkan semenjak Omicron mulai bertandang di Indonesia, orang pun tidak mau lagi berburu duren. Untungnya, buah duren pun mulai jarang. Musim duren ternyata berlalu lebih cepat sebelum Omicron mulai ramai di berbagai wilayah di Indonesia.

Ah, semoga musim duren Baradatu di tahun 2023 lebih seru lagi. Para penggemar tidak lagi berwas-was karena Omicron dan family nya pergi untuk selamanya. Tak perlu memakai masker dan tak perlu jaga jarak karena kembali hidup normal.

Duren matang pohon segar, legit dan manis. dok pribadi
Duren matang pohon segar, legit dan manis. dok pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun