Indonesia kaya akan berbagai musik tradisional. Beberapa alat musik yang menimbulkan suara tersebut, bahkan sudah go international dan terdaftar sebagai warisan dunia di Unesco PBB.Â
Gamelan (Jawa) dan angklung (Sunda) sudah terlebih dahulu terdaftar di sana. Dan sementara dalam proses menuju aset Unesco antara lain musik kolintang (Minahasa), Sasando dari NTT dan Tifa yang berkembang di Maluku dan Papua.Â
Masih banyak musik tradisional warisan leluhur kita di Nusantara ini. Ada yang terbuat dari kayu, juga dari bambu seperti angklung yang telah mendunia itu. Layaknya suku bangsa lain, orang Bali pun memiliki aneka musik tradisional selain tarian-tariannya yang terkenal itu.Â
Salah satu musik tradisional orang Bali adalah Rindik. Rindik dibuat dari potongan bambu pilihan. Bambu-bambu pilihan ini disusun dengan jarak tertentu. Akan mengeluarkan bunyi dan nada jika dipukul. Model musik rindik mirip dengan gambang dalam gamelan Jawa. Namun gambang ditata dari potongan logam. Sedangkan Rindik disusun dari potongan bambu.Â
Bagi orang Bali perantau seperti Nyoman Jane, musik Rindik selalu menemaninya saat kembali dari aktifitas menyadap karet atau memetik lada dan kopi. Seperti hari ini, kami berkesempatan menyaksikan Bli Nyoman memainkan musik bambu ini, mengiringi alunan tembang siang hari. Bahkan, kami pun diberi kesempatan untuk mencoba memainkannya.
Saat memainkannya, saya menghitung ada 13 potongan bambu yang diletakkan pada kotak kayu. Yang paling kiri adalah yang paling panjang dengan nada yang paling rendah dan potongan bambu ke-13 adalah yang paling pendek dengan nada tertinggi. Namun menurut Nyoman, ada juga Rindik yang potongan bambunya berjumlah 11.Â
Rindik ini memiliki 5 tangga nada utama. Nada lainnya berjenis laras slendro. Laras slendro merupakan tangga nada pentatonis yang menggunakan nada-nada 1 2 3 4 5 6 i (ji ro lu pat mo nem ji). Jarak antarnada lebih besar daripada tangga nada diatonis lainnya.Â
Yang jelas, jika kita belajar dasar musik atau lagu dalam pelajaran kesenian di Sekolah Dasar, kita akan mengetahui bahwa lagu-lagu yang kita nyanyikan kebanyakan adalah bernada diatonis yang memiliki tujuh nada primer. Sedangkan satu nada lainnya merupakan pengulangan dari nada pertama:Â 1(do) 2(re) 3 (mi) 4 (fa) Â 5 (sol) Â 6 (la) Â 7 (si) Â i (do).Â
Konon, alat musik Rindik ini biasa dimainkan sebagai hiburan rakyat, khususnya oleh petani untuk mengiringi pertunjukan tarian. Namun kini sudah digunakan dalam berbagai kesempatan, khususnya pertunjukan atau festival.Â
Semoga musik ini pun semakin berkembang, tidak hanya di kalangan suku Bali tetapi dipelajari oleh seluruh anak bangsa, sebagai bagian dari warisan leluhur bangsa Indonesia yang perlu dijaga dan dilestarikan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H