Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Siapa Tak Kenal Nusantara?

23 Januari 2022   08:43 Diperbarui: 23 Januari 2022   08:46 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan Sotek-Penajam Paser Utara tahun 2019. Sumber Dok:  Tribun Kaltim.

Siapa tak kenal Nusantara?

Siapa tak suka Nusantara?

Siapa tak sayang Nusantara?

O...wo...wo..wo...wo...

Demikian penggalan syair lagu Nusantara V karya Koes Ploes, salah satu grup Legendaris Indonesia yang lagunya masih sering didengar hingga kini.  Dan jika kita mendalami lebih lanjut, deskripsi Nusantara dalam karya-karya Koes Ploes begitu indah. 

Bagi kami anak-anak kampung jaman dulu, mendengar nyanyian bait pertama dari lima bait lagu Nusantara V nya Koes Ploes saja, kami sudah merinding dan membayangkan sesuatu yang 'wow' tentang Indonesia. "Ribuan pulau bergabung menjadi satu; sebagai ratna mutu manikam, Nusantara, o Nusantara....".

Kata Nusantara, memang sudah populer sejak jaman kerajaan Majapahit, jauh sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan ditetapkannya Nusantara sebagai Ibukota Negara Indonesia yang baru, kembali mengingatkan kita semua untuk mencari tahu apa itu Nusantara.  Kapan Nusantara mulai digunakan untuk kepulauan Indonesia.  Juga tentang apa makna wawasan Nusantara yang baru, yang melukiskan suatu rangkaian keutuhan kepulauan yang terbentang dari Sabang Sampai Merauke, dan dari Miangas sampai Rote. 

Tak kenal maka tak suka. Tak suka maka tak sayang. Barangkali pernyataan tersebut juga menginspirasi Koes Ploes untuk memunculkan lagu-lagu tentang Indonesia lewat judul-judul lagu Nusantaranya. 

Pro kontra wajar. Mulai dari politisi, pengamat berpengaruh hingga komentator pinggiran seperti saya ini. Tapi bagi saya, kontra saja tanpa melihat lebih mendalam tentang makna apa yang melatarbelakangi munculnya Nusantara sebagai ibukota Negara Indonesia yang baru, adalah membuang-buang waktu saja. 

Menjadi baik, jika kita berkonsentrasi terhadap pengembangan kota baru kita. Pengembangan kota yang benar-benar sesuai dengan rencana yang tentu saja diawali dengan kajian serius. Ikut melihat, agar pembangunan kota baru kita benar-benar tanpa korupsi, tanpa manipulasi, tanpa merugikan masyarakat asli di sana dan tanpa merusak lingkungan di sana. 

Alamnya indah serta udara yang cerah,

Menjadi kebanggaan semua,

Nusantara, o Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun