Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Di Mana Lagi Kita Mencari Apel Manalagi yang Krispi

7 Desember 2021   08:46 Diperbarui: 7 Desember 2021   08:57 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah seorang petani di Eban mengembangkan apel manalagi di pekarangan rumah. Dok pribadi

Mutis, adalah surga kehidupan bagi tetumbuhan yang hidup di sana.  Selain pepohonan alam seperti ampupu  (Eucalyptus urophylla), kayu putih lainnya (Eucalyptus alba), cendana (Santalum album), cemara hutan dan beberapa tumbuhan khas lainnya. 

Mutis, merupakan jantungnya Pulau Timor, utamanya di Timor Barat yang mana terdapat 1 kota (kota Kupang) dan 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Belu dan Malaka.  Sungai-sungai besar seperti Noelmina dan Benanain, berawal dari kawasan gunung Mutis. 

Sebagai gunung tertinggi di Timor, 2.458 mdpl maka Mutis pun memberi dampak positif bagi kawasan sekitar, utamanya di kabupaten TTS dan TTU (Miomaffo). 

Sejak dahulu kaka, kawasan ini terkenal dengan hasil pertaniannya: kacang merah, labu siam, bawang, wortel, kentang dan aneka sayuran yang cocok untuk dikembangkan di sini karena  alamnya yang sejuk. 

Tak cuma itu. Komoditas hortikultur tanaman buah-buahan juga sangat populer di sini. Di kawasan TTS dan TTU (Miomaffo), kita bisa menikmati kelezatan buah alpukat mentega yang legit, jeruk keprok yang manis segar dan apel.

Selama ini, ketika orang menyebut apel manalagi maka sudah pasti orang menyebut Malang, sebagai kota apel nya Indonesia. Namun di sekitar Mutis ini, ada apel manalagi yang pernah terkenal di tahun 1970-an hingga awal 1980-an dan menjadi 'buah tangan' ketika orang berkunjung ke Timor. 

Memang buahnya tak sebesar simanalagi dari Malang tetapi rasanya beda. Krispidan renyah. Manis dan segar, membuat kita ingin menikmati si manalagi Mutis ini terus-menerus. 

Apel manalagi ini pernah hampir musnah mulai tahun 1980-an akibat serangan penyakit. Namun kini, petani dengan dampingan penyluh pertanian dan BPTP setempat, simanalagi mutis ini mulai terlihat di lapak-lapak pedagang pinggir jalan sekitaran Soe dan Niki-niki (TTS). Satu tumpuk biasa dijual dengan kisaran harga Rp 25.000-Rp 50.000, tergantung pada ukuran dan kualitas apel yang sudah disortir oleh penjual.

Sayangnya, si manalagi ini belum begiru dilirik oleh toko buah-buahan besar, atau super market di sekitar. Bahkan masih harus bersaing dengan buah impor yang kini mulai mendominasi toko buah-buahan, bahkan dijajakan pula di lapak-lapak pinggir jalan dengan harga yang lebih murah. 

Ah, simanalagi...semoga engkau terus dikembangkan dan buahmu mulai tersebar ke luar Timor, untuk bersaing dengan buah-buahan lainnya. Dan untuk sahabat yang mau mencari apel manalagi, cobalah mencari dan merasakan rasa manalagi Mutis yang krispi dan renyah, manis dan segar. 

Salah seorang petani di Eban mengembangkan apel manalagi di pekarangan rumah. Dok pribadi
Salah seorang petani di Eban mengembangkan apel manalagi di pekarangan rumah. Dok pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun