Tak ada yang bisa memprediksi adanya varian baru dari covid-19. Munculnya varian terbaru, B.1.1.519 alias Omicron per 24 November 2021 di Afrika Selatan, setidaknya memberi sinyal bahwa di masa mendatang, bisa jadi akan muncul lagi varian baru dengan berbagai perubahan bentuk. Juga menyebar dengan cepat di seantero dunia mengikuti mobilitas manusia dari daerah ke daerah, dari negara ke negara atau dari benua ke benua.Â
Sejak terdeteksinya Covid-19 di Wuhan China per Desember 2019 hingga kini minimal sudah ada sepuluh varian covid yang  telah diumumkan melalui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tentu saja dengan tingkat penyebaran dan tipe yang memiliki perbedaan atau persamaan antara satu varian dengan varian lainnya.Â
Menurut sumber-sumber yang ditulis oleh Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas  dalam  https://www.kompas.com/sains/
pada 30 November 2021 lalu, Â
Varian Omicron adalah varian baru virus corona yang menyebar dengan sangat cepat di negara Afrika Selatan. B.1.1.529 ini telah menyebabkan kekhawatiran dunia, karena Covid varian Omicron memiliki jumlah mutasi virus yang sangat banyak. Juga disebutkan bahwa tingkat penularan Omicron jauh lebih cepat, yaitu sekitar 500 persen.
Jika menyebar secara sangat cepat seperti itu, maka sepatutnya kita tetap waspada. Kita tidak boleh panik. Namun tidak boleh lengah seiring dengan berita tentang kasus covid-19 yang menurun.Â
Sebab kita tidak tahu, siapa di antara kita yang telah terpapar tetapi tetap melakukan kegiatan harian dimana harus bersentuhan langsung dengan orang lain.Â
Memang, kampanye tentang pelaksanaan protokol kesehatan, disertai dengan tindakan untuk mengurangi atau memutuskan penyebaran virus ini masih tetap digalakkan oleh pemerintah, lembaga-lembaga, organisasi, kelompok kecil hingga individu.Â
Namun sering kali, kita melihat terjadi pelanggaran-pelanggaran atau pengabaian, utamanya di tempat-tempat umum. Â
Di  bandara, terminal dan stasiun, para penumpang selalu berdesak-desakan di ruang tunggu. Physical distancing diabaikan. Beberapa orang asyik menelpon tanpa memakai masker.Â
Dan yang paling parah, adalah berdesak-desakan saat masuk ruang tunggu dan masuk ke pesawat. Tak bisa dikendalikan. Semua orang seolah tak sabar, sepertinya takut ketinggalan pesawat. Sementara, para petugas pengatur pun tidak sanggup untuk mengatasi kerumunan orang-orang ini.Â