Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Raknamo, "Si Penampung Air Raksasa" yang Manfaatnya Belum Dioptimalkan

1 Desember 2021   15:43 Diperbarui: 5 Desember 2021   10:09 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raknamo kini menjadi salah satu ikon pariwisata Kabupaten Kupang. Dokumen Pribadi

Raknamo sejatinya adalah  nama suatu desa yang berada di Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang-NTT. Raknamo menjadi terkenal.

Sejak diumumkan bahwa di kawasan desa ini akan dibangun suatu bendungan yang ditangani secara langsung oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).  Tepatnya, dibangun pada tahun 2014 dan selesai tahun 2019 yang diresmikan secara langsung oleh Presiden RI, Bapak Jokowi.

Menurut informasi dari  database pembangunan bendungan Kementerian PUPR, bendungan Raknamo yang dibangun dengan anggaran sebesar Rp 782.800.000,- ini diperuntukkan bagi irigasi (1.250 Ha), Disaster Management Innovation (DMI) sebesar 0,31 m3/detik, PLTA sebesar 0,2 MWH/tahun dan fungsi lainnya berupa pengembangan pariwisata dan pengendalian banjir daerah hilir.

Raknamo kini menjadi salah satu ikon pariwisata Kabupaten Kupang. Dokumen Pribadi
Raknamo kini menjadi salah satu ikon pariwisata Kabupaten Kupang. Dokumen Pribadi

Walaupun pembangunannya sudah dinyatakan selesai pada tahun 2019, Raknamo baru digunakan secara penuh untuk memenuhi kebutuhan air baku dan irigasi sekitar pada awal tahun 2021 karena beberapa persoalan teknis seperti pasokan air. 

Namun di tahun 2021, bendungan raksasa ini telah dapat dipotimalkan karena dua bendungan pendukung, yaitu Koludoki-1 dan Koludoki-2 telah selesai dibangun. 

Masyarakat NTT boleh berbangga hatinya, karena bendungan ini dapat memenuhi harapan masyarakat sekitar untuk menyediakan air. 

Juga menjadi tempat pariwisata yang selalu dikunjungi, bukan hanya oleh masyarakat sekitar tetapi menjadi tempat pariwisata pilihan keluarga dari daerah lain, termasuk dari negara Timor Leste. 

Salah satu taman dekat kantor bendungan Raknamo. Dok Pribadi
Salah satu taman dekat kantor bendungan Raknamo. Dok Pribadi

Khusus untuk pariwisata, pengunjung dapat menikmati berbagai suguhan alam. Selain menikmati bendungan air raksasa yang terlihat seperti laut, para pengunjung juga dapat menikmati suguhan alam berupa barisan-barisan bukit di sekeliling bendungan, juga menikmati aneka taman yang dibangun sepanjang lokasi tersebut.

Sayangnya, bendungan ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan perawatannya pun kurang maksimal. Karena itu, pemerintah, khusus pemkab Kupang perlu memperhatikan lebih serius lagi agar bendungan ini benar-benar menjadi ikon Kabupaten Kupang. 

Terutama memanfaatkan keberadaan bendungan dengan maksimal: irigasi, pembangkit listrik, mengurangi risiko bencana dan menjadi tempat pariwisata yang dapat mendatangkan income, baik bagi penduduk setempat maupun bagi pemerintah daerahnya. 

Mari merawat dan memanfaatkan bendungan ini secara optimal. 

Kalau bukan ketong mau siapa lai?

Kalau bukan sekarang mau kapan lai?

Dokumen tentang Raknamo dapat dibaca di kantor Bendungan Raknamo. Dokumen Pribadi
Dokumen tentang Raknamo dapat dibaca di kantor Bendungan Raknamo. Dokumen Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun