Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

PON XX: Menemukan Bibit Unggul untuk Go Internasional?

4 Oktober 2021   15:34 Diperbarui: 18 September 2024   16:17 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stadion Lukas Enembe di Papua, Pusat kegiatan PON XX/Sumber foto:E-PID Kementerian PUPR (diakses 4-10-2021)

Salah satu peristiwa nasional yang sedang menjadi pusat perhatian adalah Pekan Olahraga Nasional (PON) XX. 

Pesta olahraga terakbar se-Indonesia yang diselenggarakan di Provinsi Papua dari tanggal 2 hingga 15 Oktober  ini menyedot perhatian berbagai kalangan.  

Semua atlet terbaik dari seluruh provinsi hadir untuk berkompetisi dan memenangkan pertandingan. Semua atlet  datang berbekal pesan penting dari daerahnya: 'bertandinglah secara sportif, jauhi keculasan, dan rebutlah kemenangan untuk provinsi kita'. 

Sekilas menengok ke belakang, PON pertama yang diselenggarakan pada bulan September 1948 di Solo. Awal mula PON digagaskan adalah mencari bibit-bibit berbakat dari seluruh Indonesia untuk dipersiapkan dan diikutsertakan dalam Asian Games 1 tahun 1951 dan Olimpiade musim panas Helsinki tahun 1952. 

Dan semangat yang dgelorakan saat itu, adalah memupuk persaudaraan dan persatuan untuk membangun karaktek bangsa melalui olahraga. 

Namun nampaknya terjadi pergeseran tujuan PON dari waktu ke waktu.

Saat ini, bukan lagi menjadi ajang mencari 'mutiara-mutiara bangsa' dari berbagai pelosok, tetapi lebih kepada bagaimana setiap provinsi bersaing untuk mengumpulkan medali sebanyak mungkin dan mejadi juara umum.

Tidaklah mengherankan, beberapa atlet berprestasi dalam PON kemudian 'dibeli' oleh provinsi lain dengan tujuan, dapat mendulang emas di PON mendatang. 

Alhasil, pembinaan di daerah dengan upaya mencari bibit-bibit berbakat sampai ke berbagai pelosok daerah, menjadi terkendala. Yang penting daerah punya uang, maka daerah tersebut bisa 'membeli' atlet dari provinsi lain. 

Ah, semoga PON XX ini berhasil menemukan bibit-bibit unggul untuk digembleng agar bisa berprestasi ketika menjadi duta olahraga, terutama dalam pesta-pesta olah raga se-ASEAN (Sea Games), tingkat Asia (Asian Games) dan tingkat dunia (Olimpiade). Selamat bertanding. 

VINI
VIDI
VICI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun