Selain menikmati hutan kopi sepanjang bukit, pengunjung juga bisa menyaksikan puluhan sarang lebah yang bergantungan di bebatuan air terjun tersebut. Lebah-lebah hutan ini merasa nyaman sekali, karena sulit dijangkau oleh pemangsa madu, termasuk manusia. Sarang berwarna coklat ini semakin menambah semarak alam kawasan hutan register 24 ini.
Karcis masuk lokasi sebesar lima ribu rupiah, dibayar pada penjaga yang berada sekitar pondok yang sengaja dibuat untuk berteduh, sekaligus sebagai tempat parkir sepeda motor. Areal yang dikelola oleh dinas kehutanan ini sudah dilengkapi dengan dua bangunan untuk berganti pakaian. Namun belum tersedia toilet.Â
Pengunjung harus menahan keinginan membuang hajat karena ketiadaan fasilitas itu. Tidaklah mengherankan, jika dua kamar ganti yang ada, beraroma tidak sedap karena menjadi sasaran buang air kecil oleh pengunjung.
Sangatlah pantas, jika Pemprov Lampung dan Pemkab Way Kanan berusaha untuk memperbaiki jalan menuju air terjun ini. Juga membangun fasilitas untuk melayani kebutuhan dasar pengunjung.Â
Jika jalan menjadi baik, maka pengunjung pun akan bertambah banyak yang pada gilirannya, juga dapat berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat sekitar.
Ayo sahabat penikmat panorama alam. Sempatkanlah dirimu untuk berkunjung ke Kampung Juku Batu. Nikmatilah kelokan air terjun Putri Malu yang meliuk-liuk sebelum jatuh dan menghempas bebatuan di bawah kolam bentukannya.Â
Saksikan si Putri Malu yang seolah-olah turun dari langit untuk mengunjungi dan menyapa anda semua, penikmat alam nan indah ini.