Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Dari Pala Hutan ke Pala Super

29 April 2017   13:28 Diperbarui: 27 Oktober 2022   18:06 2935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pala termasuk rempah-rempah yang sudah terkenal di dunia sejak zaman dahulu. Menurut informasi, pala berasal dari Pulau Banda, Maluku. 

Sedikitnya ada 7 jenis pala yang hidup di Indonesia yaitu: pala Patani (Myristica succadewa BL) yang banyak hidup di Ternate, pala hutan (M. speciosa Warb), Pala Onin (M. schefferi Warb), Pala Banda (M. fragrans Houtt), Pala Papua (M. argantea Warb),Pala Tersia (M. tingens BL) dan pala Burung (M. sylvetris Houtt).

Dari jenis pala yang ada, pala Banda menjadi primadona dibandingkan dengan jenis lainnya sehingga disebut sebagai pala super. Pala Banda memiliki rendemen minyak yang tinggi dan aromanya yang khas sehingga biji dan fulinya diminati pasar dunia. 

Di Indonesia, daging buah pala Banda dapat digunakan sebagai manisan atau asinan. Biji dan fuli bermanfaat dalam pembuatan sosis, bumbu, makanan kaleng, pengawetan ikan dan makanan lainnya.

Sebaran pala di Pulau Wetar, khususnya Kecamatan Wetar Utara didominasi oleh pala hutan (M. speciosa) yang tumbuh secara liar di lereng-lereng bukit dan jauh dari pemukiman. Jika sudah tiba musim panen, maka penduduk setempat akan beramai-ramai masuk ke hutan, bahkan ada yang menginap di hutan selama musim panen.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Pada bulan Maret 2016, Comdev mengirimkan sampel biji pala hutan dalam bentuk utuh, keriput dan pecah ke Klaten, Jawa Tengah untuk dianalisis kualitasnya dan hasilnya tidak bagus. Karena itu, petani didorong untuk menanam pala super, minimal 100 pohon/petani.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Perbedaan antara pala super dan pala hutan adalah sebagai berikut: dari aspek budidaya, umur mulai berbuah pala super antara 5-6 tahun, sedangkan pala hutan baru mulai berbuah tahun ke-7 dan 8. Bentuk percabangan pala super teratur, pala hutan tidak teratur.

Kisaran buah kupas basah pala super per pohon antara 1.500-2.000 buah/tahun sementara buah keringnya 8kg (pala super) dan 5kg (pala hutan), fuli 2kg dan 1 kg. Keharuman buah pala super tajam, sedangkan pala hutan kurang tajam dengan ukuran buah yang berbeda juga, dimana pala super berukuran besar dan pala hutan berukuran kecil. 

Harga biji pala super di tingkat petani rata-rata sebesar Rp 120.000/kg sedangkan pala hutan sebesar Rp 40.000/kg. Fuli atau bunga pala super sebesar Rp 150.000/kg dan pala hutan sebesar Rp 70.000/kg.

Pembibitan pala super (dok pribadi)
Pembibitan pala super (dok pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun