Mohon tunggu...
Alberta Shendy Lamandau
Alberta Shendy Lamandau Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Ini aku dalam bentuk jemari yang menuliskan aksara, dalam bimbingan inspirasi tanpa batas dan kelemahan yang menguat. Ini panggungku :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ini Untukmu Khayalanku

4 Maret 2012   02:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:32 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Untukmu yang (mungkin) tak tergapai.

Hai kamu yang ada di dalam otakku, kamu yang tak bisa melihatku. Melihatku berjalan membawa setangkai ‘obat’ penghilang lelah ke arahmu. Kau yang tak bisa merasakan sentuhanku, sentuhan tanganku saat memegang tanganmu. Kau yang tak bisa mendengarku. Mendengar bisikan ‘aku sayang kamu’. Kau yang tak bisa merasakan perasaan ‘itu’. Rasa ‘aneh’ yang membuatmu dan aku melayang seakan terbang dengan sayap malaikat. Ya, kau yang tak bisa merasa dan aku pun juga. Kau hanya sepenggal imajinasiku yang kukutip dari dunia nyata.

Tapi aku bersyukur. Aneh bukan? Aku bersyukur karena senang. Senang saja, karena kau di dalam khayalku. Aku bebas berimaji tentangmu. Untuk bahagia selamanya, ataupun mengkhayal kejadian tragis tentang perpisahan sekalipun. Ya, aku suka itu. Tersenyum, senyuman khayalan. Berbicara empat mata hanyalah sebuah obrolan maya. Berjalan di pantai berdua berpegangan tangan, meski hanya imajinasi. Apa kau tahu apa yang paling aku senangi? Tentu kau tidak tahu, tapi 100% kau tahu jika aku mengkyalakanmu seperti itu. Berimaji selalu bersamamu, disampingmu. Aku paling suka saat dirundung masalah. Aneh? tidak juga. Meski ya tubuh dan perasaan ini akan lelah namun ada satu kepuasan saat pikiran ini bergejolak. Melampaui lega. Aku akan memasuki dunia dalam pikiranku. Berjalan menujumu, bercerita tentang semuanya. Dan kaupun membisu.Tidak menyemangatiku ataupun berkata-kata bijak yang memuakkan. Kau hanya diam dan memegang tanganku, meminjamkan bahumu untukku menangis, memelukku. Hangat, tenang dan damai yang kurasakan. Itulah yang aku pertahankan dalam imajinasiku, karena tanpanya tak ada tempat aku melepas lelah. Ajaibnya khayalan itu akan membawaku jauh lebih dalam ke dunia mimpi. Kamu tahu bagaimana kelanjutannya. Aku bahagia. Terbangun dengan senyuman.

Tapi, aku tak bisa terus berkhayal bukan? karena, ketika aku membuka pintu yang tepat berada di depanku, semua berubah. Tak akan ada lagi ‘kamu’ seperti di dunia maya-ku. Aku tak mau berkata buruk tentang itu, karena bukan sepenuhnya salahmu. Aku hanya bisa berkata dunia ini kejam! dunia ini gila! Atau aku yang bodoh? Bukan inginku seperti ini. (Mungkin) aku adalah salah satu dari kumpulan orang-orang yang harus menanggung beban ini sendirian, tanpa kepedulian. Aku tak mampu bersahabat dengan kenyataan. Aku hanya bisa berdoa untukmu yang berada di bundaran kompleks ini. Semoga kau bahagia. Aku terus berusaha bahagia dengan dunia maya-ku. Imaji yang tak berbatas.

Doaku untuk pengertian dan ‘“penerimaan”

Repost:

Ini Untukmu Khayalanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun