Mohon tunggu...
Brigitte Christine
Brigitte Christine Mohon Tunggu... Administrasi - Solo Traveler mengenal dunia luar.

Don't worry to be a Dreamer.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berlibur ke Gua Maria Kerep Ambarawa

31 Oktober 2017   16:31 Diperbarui: 31 Oktober 2017   17:22 5600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu koleksi di Monumen Palagan Ambarawa. (dokumentasi pribadi)

Bertepatan dengan hari libur nasional dan promo dari K.A.I, saya mencoba untuk mendapatkan harga tiket kereta promo untuk jurusan Gambir-Tawang, rencana semula langsung beli di pameran K.A.I di JHCC, namun kuurungkan setelah sampai di sana ternyata antrian sudah mengular sampai di pintu masuk utama. 

Sempat kecewa juga karena rencana liburanku batal, namun setelah mendapat info dari teman-teman di SocMed, pembelian tiket promo bisa melalui online lewat jasa penjual tiket, segera saya mencari harga tiket untuk tepat di hari libur nasional hanya bisa mendapatkan harga promo untuk tiket kedatangan, sedangkan tiket keberangkatan tidak harga promo sepenuhnya, tetapi lumayan juga daripada batal liburan.

Entah kenapa, liburanku kali ini menjadi kurang semangat menjelang hari H, perasaanku ingin membatalkan, sehingga saya belum mempersiapkan pakaian dan segala keperluan untuk berlibur, tetapi malam terakhir saya tetapkan hati untuk melanjutkan rencana liburanku. 

Pagi hari saya di antar menuju Stasiun Gambir, dan kereta Argo Muria yang akan mengantarku ke Semarang sudah siap di jalurnya. Enam jam perjalanan dengan kereta api, terasa nyaman semenjak diberlakukan larangan merokok di atas kereta, penyejuk udara yang cukup nyaman. Hanya saja makanan yang disediakan di atas kereta, kurang nikmat. 

Liburanku ke Gua Maria Kerep Ambarawa, kulakukan ala backpacker, penginapan sudah saya pesan melalui telepon di Homestay Bapak Martinus, tak jauh dari lokasi Gua Maria Kerep Ambarawa dan terminal bis antar kota Ambarawa. Dengan membayar harga seratus lima puluh riburupiah per malam, bisa untuk ber dua, namun meskipun saya seorang diri harga tetap sama.  Nomor telepon yang bisa di hubungi 0888-6413246 atau telepon rumah 0298-591792.

Tiba di Stasiun Tawang Semarang sekitar pukul duabelas siang hari, saya berjalan ke luar mencari tempat makan, banyak pilihan di luar  stasiun dan akhirnya pilihanku makanan siap saji, setelah itu bertanya kepada petugas stasiun, arah menunggu bis antar kota tujuan Ambarawa. Ternyata hanya menunggu di depan pintu keluar stasiun saja, saya mendekati petugas parkir dan menanyakan bis antar kota tujuan Ambarawa apakah masih lama, kata bapak petugas sebentar lagi juga lewat, tunggu disini saja demikian kata pak petugas parkir.

Akhirnya kami ngobrol-ngobrol waktu berlalu begitu cepat, namun bis yang kunanti tak kunjung datang, pak petugas parkir membantu mencari tahu ketika ada bis antar kota yang lewat, karena sudah hampir dua jam tanpa hasil, apalagi tadi sempat diberitahu supir bis lain yang bilang kemungkinan tidak ada arah Ambarawa karena bertepatan hari libur Muharram. 

Maka saya beralih ke rencana berikutnya dengan naik Trans Semarang di koridor duahanya dengan tiga ribu lima ratus rupiah tujuan Bawen. Dari terminal Bawen berganti dengan mobil elf menuju ke Monumen Palagan Ambarawa dengan membayar empat ribu rupiah, dari sana tinggal berjalan kaki sekitar lima belas menit menuju ke tempat penginapan. 

Ketika turun di depan Monumen Palagan Ambarawa, saya melihat seorang ibu yang menjual sate ayam, maka langkah kaki kuayunkan kesana, saya memesan sepuluh tusuk sate ayam dengan lontong dan secangkir teh manis dengan membayar dua puluh ribu rupiah. Ternyata perbedaan dengan sate ayam  Madura ada di bumbunya, di Ambarawa bumbu sate berasa manis seperti rujak. 

Sate Ayam khas Ambarawa. (dokumentasi pribadi)
Sate Ayam khas Ambarawa. (dokumentasi pribadi)
Karena sudah berada di depan Monumen Palagan, saya membeli karcis dengan membayar tujuh ribu lima ratus rupiah. Ada beberapa truk, kereta api, pesawat tempur dan mobil tank dengan latar belakang gunung telomoyo. Suasana tak begitu ramai, hanya beberapa pengunjung lokal, ada yang bersama keluarga lengkap dengan anak, ada yang hanya berdua dan saya seorang diri.

Karcis tanda masuk ke Monumen Palagan Ambarawa.(dokumentasi pribadi)
Karcis tanda masuk ke Monumen Palagan Ambarawa.(dokumentasi pribadi)
Monumen Palagan Ambarawa. (dokumentasi pribadi)
Monumen Palagan Ambarawa. (dokumentasi pribadi)
Selfie dengan latar Monumen Palagan Ambarawa.(dokumentasi pribadi)
Selfie dengan latar Monumen Palagan Ambarawa.(dokumentasi pribadi)
Truk yang digunakan saat perang. (dokumentasi pribadi)
Truk yang digunakan saat perang. (dokumentasi pribadi)
Pesawat tempur koleksi Monumen Palagan Ambarawa. (dokumentasi pribadi)
Pesawat tempur koleksi Monumen Palagan Ambarawa. (dokumentasi pribadi)
Salah satu koleksi di Monumen Palagan Ambarawa. (dokumentasi pribadi)
Salah satu koleksi di Monumen Palagan Ambarawa. (dokumentasi pribadi)
Menurut sumber Wikipedia : Monumen Palagan Ambarawa merupakan simbol untuk mengenang sejarah pertempuran pada tanggal 12-15 Desember 1945 di Ambarawa, antara pasukan Sekutu dengan pasukan TKR di bawah pimpinan Kolonel Soedirman yang berhasil menghancukan Sekutu, kini diperingati sebagai Hari Infanteri. Dibangun pada tahun 1973 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 15 Desember 1974.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun