[caption id="attachment_370152" align="aligncenter" width="940" caption="Kampung Hijau ditengah tanah pemakaman Kuripan."][/caption]
Ternyata penggusuran tidak hanya berlaku untuk orang hidup. Orang yang sudah berpuluh-puluh tahun lamanya disemayamkan di dalam pekuburanpun bisa kena gusur di kota Pekalongan. Padahal ketika hendak dikubur tanah juga harus dibeli, kenapa gusuran pemakaman hanya untuk orang-orang minoritas? LAHIR, BESAR & HIDUP di negeri INDONESIA namun sepertinya kita orang minoritas masih belum mendapatkan HAK yang sama.
[caption id="attachment_370153" align="aligncenter" width="434" caption="Pemakaman Tionghoa di Kuripan,Pekalongan."]
[caption id="attachment_370157" align="aligncenter" width="1173" caption="Rumah susun sedang dalam pembangunan di pemakaman Kuripan."]
[caption id="attachment_370160" align="aligncenter" width="958" caption="Sekolah Menengah Kejuruan di pemakaman Kuripan."]
[caption id="attachment_370161" align="aligncenter" width="898" caption="Pasar Kuripan di pemakaman."]
[caption id="attachment_370163" align="aligncenter" width="839" caption="Taman hiburan dadakan di pemakaman Kuripan."]
Sehingga meskipun sudah tidak bernyawapun masih dibuat susah. Areal pemakaman yang sudah puluhan tahun mendadak disulap menjadi Kampung Hijau, Sekolah Menengah Kejuruan, Rumah susun dan Pasar bersih juga taman bermain dadakan.
Akan direlokasi kemanakah semua makam yang sebagian masih tersisa? Â Salah satu makam kakakku telah tergusur tanpa pemberitahuan, tiba-tiba sekarang sudah dijadikan MCK. Dengan dalih makam yang tidak terawat dan makam anak-anak. Siapa bilang tidak terawat karena keluargaku membayar seorang bapak yang tugasnya mengurus makam dari membersihkan rumput dan mengecat dinding yang mendapat upah setiap kami berkunjung di hari-hari tertentu satu tahun tiga kali.
Yang terakhir baru mendapat surat pemberitahuan yang menyatakan akan digusur, tetapi tidak memberikan alternatip lokasi. Kunjungan Imlek ke pemakaman sebagai tradisi kaum Tionghoa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H