Mohon tunggu...
greenblack
greenblack Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Bersama Kau Berbeda

20 Desember 2015   20:56 Diperbarui: 20 Desember 2015   21:15 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masa kekinian menuntunku berlabuh di bawah sungai kering

Melawan arus, kerap kali aku di paksa tertawa

Masa kekinian, teralir

Masa kekinian, anyalir

Masa kekinian, sinyalir

Masa kekinian,  tersihir-sihir

Banyak kali aku di telanjangi dan berdiri dibawah kaki,

Jarang- jarang aku disuapi makan roti pagi hari

Tebar kehangatan tumbuh api dalam bayangan

Jangankan tertidur,,, Mengisap puting rokok

Dikira mengisap puting susumu yang nakal,,

Sekarang dan dulu sama saja dungu

Kemarin dan esok sama saja menipu,

Peluru sakit perut di kamar mandi

Kamu tak pernah tau sejak kapan aku tak makan pagi

Televisi teriak-teriak karena kehausan

Bilang saja mencari harapan

Pinggangmu yang mual-mual minta melahirkan

Malah kau tertawa dini dan menipu matamu sendiri

Di ranjag tidur,,,

Ayolah,,,

Ayolah saja

Pakai sarungmu takut  kepanasan

Aduk puisi dengan air kencingmu

Paksa aku telanjang,, paksa saja

Aku bersama kau berbeda.

 

(Amink stianus)

Malang, 20 november 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun