Latar belakang
Â
            Perkembangan motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir diantara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan fisik -- motoric adalah perkembangan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi. Ketika motorik bekerja, ketiga unsur tersebut (otak-saraf-otot) melaksanakan peranannya secara "interaksi positif" artinya unsur yang satu saling berkaitan saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur yang lain untuk mencapai kondisi motoris yang sempurna keadaannya. Menurut Gallahue, motoric atau motor adalah factor biologis dan mekanis yang mempengaruhi gerak.
     Â
          Motorik juga diartikan sebagai semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan saraf dan otot. Aktivitas anak terjadi dibawah kontrol otak, sedangkan menurut Conger dan Rose, motorik atau motor adalah perkembangan motorik merujuk pada perkembangan otot, mengubah posisi dan perpindahan lokasi. Jadi, kemampuan motorik adalah kemampuan fisik yang membutuhkan koordinasi antara otak dan otot. Dalam proses perkembangan anak, motorik kasar berkembang terlebih dahulu dibandingkan motorik halus. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan bahwa anak sudah dapat melakukan otot-otot kakinya untuk berjalan sebelum ia mampu mengontrol tangan dan jari-jarinya untuk menggambar atau menggunting.
Â
Tujuan Observasi
Â
            Tujuan observasi dilakukan untuk memahami dan memastikan sejauh mana anak atau individu mengembangkan keterampilan fisik mereka dalam bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Tujuan observasi juga dilakukan untuk mengetahui apakah perkembangan motorik kasar dan halus sesuai dengan tahap yang harus dilaluinya dan mengetahui apakah ada keterlambatan perkembangan yang dialami oleh subjek dalam kemampuan motorik kasar dan halus, memantau kemajuan perkembangan anak dari waktu ke waktu untuk memastikan mereka mencapai tongka perkembangan sesuai dengan usia mereka, mendukung perkembangan keterampilan anak dalam perencanaan kegiatan yang dapat meningkatkan keterampilan motorik kasar dan halus, mendeteksi potensi masalah perkembangan motorik kasar yang mungkin memerlukan intervensi atau dukungan khusus, mendeteksi masalah yang dapat mempengaruhi kemampuan individu dalam kegiatan sehari-hari.
Â
Metode Penelitian
Â
- Jenis Penelitian             : Deskriptif Kualitatif
- Subjek yang diobservasi      : Anak usia 2 tahun
- Jumlah                    : 1 (Satu Anak)
- Tanggal dan tempat Observasi : 14 November 2024, Taman Pancasila
- Teknik Pengumpulan Data    : Observasi (Non Partisipatif)
- Alat yang digunakan         : Handphone
- Teknik Analisis             : Deskriptif Kualitatif
Â
Analisis Hasil Observasi dan Pembahasan
Anak usia 2-3 tahun :
- Positif : Pada tahap usia ini subjek sangat aktif saat bergerak, subjek mampu berlari-lari di area bermain, mampu memegang botol saat minum, mampu memanjat atau menaiki permainan yang ada di area tersebut, mampu melompat kecil secara berulang-ulang.
- Negatif: Menurut hasil pengamatan subjek kurang keseimbangan saat berlari dan melompat sehingga subjek sering terjatuh dan saat terjatuh subjek mampu bangkit berdiri sendiri tanpa bantuan orangtua, subjek kurang kuat saat memegang mainan jungkat-jungkit sehingga hilang keseimbangan lalu terjatuh.
Â
Kesimpulan
Â
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan fisik motorik anak sangat penting dalam tahapan perkembangan. Banyak strategi yang dapat kita gunakan dalam meningkatkan fisik motorik kasar anak, salah satunya yaitu dengan kegiatan bermain karena dunia anak adalah bermain sambil belajar.
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/document/451188471/Hakikat-Perkembangan-Fisik-dan-Motorik
https://sg.docworkspace.com/d/sIMOOkJyMAvTG27kG?sa=cl
Lampiran 1. Dokumentasi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H