Inisiatif Belt and Road adalah proyek besar yang diluncurkan oleh Tiongkok pada tahun 2013, yang bertujuan untuk memperkuat konektivitas infrastruktur dan kerja sama ekonomi antara Tiongkok dan negara-negara di Asia Timur, Asia Tengah, Asia Selatan, dan Eropa.Inisiatif Belt and Road (BRI) telah menjadi fenomena yang mengubah lanskap perekonomian global di era saat ini.Â
Di tengah ketidakpastian geopolitik dan melambatnya pertumbuhan ekonomi di beberapa kawasan, Inisiatif Sabuk dan Jalan muncul sebagai proyek ambisius untuk memperkuat infrastruktur dan konektivitas perdagangan antara Asia, Eropa, dan Afrika. Meskipun Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) menjanjikan transformasi ekonomi global yang signifikan, tantangan dan peluang yang terkait dengan inisiatif ini juga harus dipertimbangkan dengan cermat.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi Inisiatif Belt and Road (BRI) adalah kompleksitas geopolitik. Inisiatif ini menghubungkan lebih dari 70 negara dengan kepentingan politik, ekonomi dan budaya yang berbeda. Oleh karena itu, masalah geopolitik seperti ketegangan perdagangan Tiongkok-AS, persaingan kepentingan antar negara di kawasan, dan kekhawatiran mengenai kedaulatan nasional dapat menghambat kemajuan Inisiatif Belt and Road (BRI) . Selain itu, masalah lingkungan juga menjadi perhatian besar. Pembangunan infrastruktur yang besar-besaran dapat menyebabkan kerusakan lingkungan yang signifikan, termasuk deforestasi, degradasi tanah, dan polusi air dan udara.Â
Namun, Inisiatif Belt and Road (BRI) juga membawa banyak peluang signifikan bagi perekonomian global. Pertama, langkah ini menciptakan peluang investasi yang besar. Proyek infrastruktur "Belt and Road" memerlukan investasi dalam jumlah besar dan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan kerja di negara-negara yang berinvestasi.Â
Selain itu, Belt and Road Initiative juga dapat membuka akses pasar baru bagi negara-negara peserta inisiatif tersebut. Ketika konektivitas regional semakin kuat, perdagangan antar negara di sepanjang Belt and Road kemungkinan akan meningkat secara signifikan, sehingga membawa manfaat ekonomi bagi semua pihak yang terlibat.
Namun, untuk mewujudkan potensi penuh dari peluang ini, tantangan yang ada harus diatasi dengan hati-hati. Salah satu langkah penting adalah meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan proyek Belt and Road. Dengan mengurangi korupsi dan meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, risiko terkait dengan proyek-proyek ini dapat dikurangi, sehingga memastikan manfaat ekonomi yang maksimal bagi semua pihak yang terlibat.Â
Selain itu, penting untuk memperhatikan keberlanjutan lingkungan dalam pelaksanaan proyek-proyek BRI. Dengan memperhatikan dampak lingkungan dari pembangunan infrastruktur, kita dapat meminimalkan kerusakan lingkungan jangka panjang dan memastikan bahwa manfaat ekonomi jangka panjang dapat dinikmati oleh generasi mendatang.Â
Di era kompleksitas geopolitik dan tantangan ekonomi global saat ini, Inisiatif Sabuk dan Jalan muncul sebagai inisiatif yang menjanjikan untuk mengubah lanskap ekonomi global. Namun, untuk mewujudkan potensi penuh dari inisiatif ini, semua pihak yang terlibat harus mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang yang ada. Dengan melakukan hal ini, kita dapat memastikan bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalan tidak hanya merupakan alat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, namun juga untuk mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh dunia
Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki potensi besar untuk mendapatkan manfaat dari inisiatif "One Belt, One Road". Dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah menjadi salah satu mitra dagang terbesar Indonesia. Melalui Inisiatif Belt and Road, Tiongkok mempunyai potensi untuk menjadi investor dan mitra dagang yang lebih penting bagi Indonesia. Inisiatif Belt and Road dapat membantu meningkatkan konektivitas infrastruktur Indonesia, seperti pembangunan jalan tol, bandara, pelabuhan, dan kereta api.Â
Hal ini akan memudahkan pergerakan barang dan manusia serta meningkatkan konektivitas perekonomian dalam negeri. Selain itu, inisiatif "One Belt, One Road" juga dapat memberikan dampak positif bagi industri pariwisata Indonesia. Pembangunan infrastruktur yang didukung oleh Belt and Road Initiative telah meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas, sehingga memungkinkan industri pariwisata Indonesia berkembang pesat. Semakin banyak wisatawan dari Tiongkok dan negara lain yang dapat berwisata ke Indonesia, yang pada gilirannya akan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan lapangan kerja baru.
Namun, dampak Inisiatif Sabuk dan Jalan juga memerlukan analisis kritis. Beberapa pihak khawatir bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) akan meningkatkan ketergantungan ekonomi Indonesia pada Tiongkok. Meskipun investasi asing dapat memacu pertumbuhan ekonomi, Indonesia harus memastikan bahwa hubungan ekonominya dengan Tiongkok didasarkan pada prinsip saling menguntungkan dan adil.Â
Selain itu, penting juga bagi Indonesia untuk menjaga kedaulatan ekonomi dan kepentingan nasional. Asia Timur dan negara-negara Asia Tenggara secara keseluruhan juga merasakan dampak Inisiatif Belt and Road. Inisiatif Belt and Road telah meningkatkan konektivitas regional dan perdagangan antar negara-negara regional.Â
Namun, terdapat kekhawatiran bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalan (BRI) dapat meningkatkan pengaruh politik dan ekonomi Tiongkok di kawasan. Beberapa negara khawatir bahwa Inisiatif Sabuk dan Jalan dapat menjadi alat bagi Tiongkok untuk mewujudkan ambisi geopolitiknya. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan kepentingan nasional dan menjaga hubungan yang sehat antara negara-negara di kawasan tersebut.
Secara keseluruhan, Belt and Road berpotensi memberikan dampak positif bagi Indonesia dan kawasan Asia Timur dan Tenggara. Dengan meningkatkan konektivitas infrastruktur, investasi, dan perdagangan, Belt and Road dapat mendukung pertumbuhan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan sektor pariwisata  Indonesia. Namun, penting bagi Indonesia dan negara-negara  kawasan untuk menjaga keseimbangan kepentingan nasional dan memastikan hubungan ekonomi yang saling menguntungkan dengan Tiongkok.
Artikel ini dibuat sebagai syarat Tugas Mata Kuliah HIK Asia Timur
Nama Mahasiswa : Grecho Pradittya Raply Karno
Nomor Mahasiswa: 213507516017
Dosen : Fadlan Muzakki, S.IP., M.Phil., LL.M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H