Melalui inisiatif seperti Belt and Road Initiative (BRI), Tiongkok telah memperkuat posisinya sebagai pemimpin ekonomi regional, namun, sekaligus menimbulkan kekhawatiran di antara negara-negara tetangga terkait ketergantungan ekonomi yang berpotensi menciptakan hubungan yang tidak seimbang.Â
Salah satu dampak terbesar hegemoni Tiongkok adalah ketegangan di Laut China Selatan, dimana klaim wilayah yang saling tumpang tindih menciptakan ketidakstabilan. Negara-negara seperti Vietnam, Filipina, dan Malaysia merasa terancam oleh klaim maritim agresif Tiongkok, menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan konflik regional.
Persaingan sengit dengan negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara ASEAN telah menimbulkan kekhawatiran akan ketegangan politik dan keamanan di kawasan tersebut.Â
Pentingnya Tiongkok sebagai kekuatan regional juga tercermin dalam pengaruhnya dalam organisasi regional seperti Shanghai Cooperation Organization (SCO) dan Belt and Road Initiative (BRI). Inisiatif Belt and Road, yang menghubungkan infrastruktur antar negara, telah meningkatkan ketergantungan ekonomi beberapa negara di Asia Timur pada Tiongkok, sementara sekaligus meningkatkan pengaruh geopolitiknya.Â
Meskipun Tiongkok memberikan manfaat ekonomi melalui investasinya, hal ini juga menimbulkan kekhawatiran akan ketergantungan ekonomi yang berlebihan pada Tiongkok. Negara-negara di kawasan ini harus mempertimbangkan keseimbangan antara manfaat ekonomi dan perlindungan kedaulatan nasional mereka. S
Selain itu, hegemoni Tiongkok juga menciptakan ketidaksetaraan dalam hubungan ekonomi di kawasan. Negara-negara yang tergantung pada ekspor ke Tiongkok merasakan tekanan politik dan ekonomi yang meningkat, dengan potensi untuk membatasi kedaulatan mereka. Sementara itu, adopsi model pembangunan ekonomi Tiongkok dan investasinya dalam infrastruktur kawasan memiliki potensi untuk meningkatkan konektivitas dan pertumbuhan ekonomi di Asia Timur. Dan juga, adanya persaingan untuk sumber daya dan wilayah maritim di Laut Cina Selatan juga menambah kompleksitas hubungan di kawasan Asia Timur. Penting bagi komunitas internasional untuk memperhatikan perkembangan Hegemoni Tiongkok ini dan mempromosikan dialog yang konstruktif untuk mengatasi ketegangan di kawasan Asia Timur. Pendekatan kolaboratif antar negara dan organisasi regional dapat membantu mengurangi risiko konflik dan menciptakan stabilitas yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan berkelanjutan di Asia Timur.
Namun, banyak yang menyoroti bahwa ini juga dapat mengakibatkan dominasi ekonomi Tiongkok yang lebih besar, mempertanyakan sejauh mana kebijakan ini melayani kepentingan bersama. Dengan demikian, dinamika hegemoni Tiongkok di Asia Timur memunculkan tantangan dan peluang yang kompleks. Diperlukan dialog dan kerjasama antara negara-negara di kawasan untuk memastikan bahwa kekuatan ekonomi Tiongkok dikelola dengan bijaksana, menghasilkan stabilitas regional dan keadilan ekonomi bagi semua pihak.
Artikel ini dibuat sebagai syarat Tugas Mata Kuliah HIK Asia Timur
Nama Mahasiswa : Grecho Pradittya Raply Karno
Nomor Mahasiswa: 213507516017
Dosen : Fadlan Muzakki, S.IP., M.Phil., LL.M
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H