Korea Utara luncurkan satelit mata-mata dan sikap Korea Selatan
Sudah kita ketahui bahwa korea utara sudah menyatakan keberhasilannya meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya ke orbitPerdana mentri Korea Selatan,Han Duck soo menyatakan dalam di pidatonya pada rapat kabinet yang membahas menyutujui penangguhan kesepakatan tersebut
"Korea Utara dengan jelas menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki keinginan untuk mematuhi perjanjian militer 19 September 2018 yang dirancang untuk mengurangi ketegangan militer di Semenanjung Korea dan membangun kepercayaan".
Dewan Keamanan Nasional di Seoul mengatakan penangguhan tersebut berarti dimulainya kembali operasi pengintaian dan pengawasan di sekitar Garis Demarkasi Militer, The Guardian melaporkan. Langkah ini diyakini merupakan upaya ketiga Korea Utara pada tahun ini untuk menempatkan satelit mata-mata ke orbit. Dua kali sebelumnya gagal. Foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah Korea Utara menunjukkan pemimpin rezim Kim Jong Un menyaksikan peluncuran roket. Pejabat di Korea Selatan dan Jepang, yang pertama kali melaporkan peluncuran tersebut, tidak dapat segera memverifikasi apakah ada satelit yang berada di orbit. Juru bicara Pentagon Sabrina Singer mengatakan militer AS sedang mengevaluasi apakah peluncuran tersebut berhasil.
Presiden Korea Selatan Yoon Seok-yeol sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris dan sebelumnya memimpin pertemuan Dewan Keamanan Nasional melalui tautan video dengan sejumlah menteri dan kepala intelijen nasional.Penangguhan perjanjian militer diperkirakan akan berlaku setelah persetujuannya.
Pada tahun 2018, mantan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Kim Jong-un menandatangani perjanjian yang dikenal sebagai Perjanjian Militer Komprehensif pada pertemuan puncak tahun 2018. Kedua belah pihak sepakat untuk membentuk zona penyangga untuk menghentikan latihan tembakan langsung dan zona larangan terbang. Kedua negara juga sepakat untuk menarik beberapa pos terdepan dari zona demiliterisasi yang memisahkan kedua negara dan mempertahankan langkah-langkah seperti hotline. Kritikus mengatakan hal ini membatasi kemampuan Korea Selatan untuk memantau pergerakan perbatasan dengan Korea Utara.
Kantor berita negara KCNA Korea Utara mengatakan satelit Malligyong-1 diluncurkan dengan roket Chollima-1 dari pangkalan peluncuran satelit Sohae pada pukul 22.42 pada hari Selasa dan memasuki orbit pada pukul 22.54. Korea Utara telah memberi tahu Jepang bahwa mereka berencana meluncurkan satelit antara Rabu dan 1 Desember.
Â
Kesimpulanya.Perjanjian militer antara Korea Selatan dan Korea Utara merupakan perjanjian antara kedua negara yang bertujuan untuk mengurangi permasalahan yang dapat menimbulkan perang antar kedua negara. Tujuannya agar kedua negara bisa hidup damai dan meredakan ketegangan di Semenanjung Korea. Melalui perjanjian ini, mereka berupaya untuk berkomunikasi dengan lebih baik, mengurangi konflik dan mencegah pertempuran bersenjata.
Namun, seringkali sulit untuk menegakkan sepenuhnya perjanjian tersebut. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai alasan, seperti perbedaan cara pandang, kurangnya kepercayaan, atau tekanan dari negara lain di sekitar Anda. Implementasi perjanjian-perjanjian ini tidak selalu berjalan mulus dan terkadang gagal karena masalah politik dan ketidakpastian. Namun upaya-upaya ini penting karena dapat membuka jalan bagi dialog dan kerja sama di masa depan.
Perjanjian-perjanjian tersebut memainkan peran penting dalam menciptakan peluang bagi kedua negara untuk menemukan solusi damai atas konflik berkepanjangan mereka. Meskipun hasilnya mungkin berbeda-beda, upaya untuk menciptakan perdamaian dan menghindari konflik bersenjata tetap menjadi tujuan utama perjanjian militer antara Korea Selatan dan Utara.