Menurut Paul Van Eden, supir bus berkebangsaan Belgia yang mengemudikan bus yang saya tumpangi saat itu, ada alasan tersendiri mengapa perjalanan ke Le Mont harus dilakukan pagi-pagi sekali. Salah satunya adalah karena daerah ini menjadi salah satu tujuan wisata utama di Prancis. Banyak sekali rombongan turis mancanegara yang memiliki niatan yang sama dengan saya, dan rata-rata mereka memulai perjalananannya dari Paris. Alasan kedua adalah, ketika nantinya perjalanan memasuki daerah pedesaan di wilayah Normandie, akan sulit ditemukan tempat peristirahatan yang biasanya dapat dengan mudah ditemui di hampir seluruh jalan tol di Eropa. Sebagai informasi, tempat peristirahatan di jalan-jalan tol di Eropa biasanya memiliki fasilitas yang sangat lengkap di mana terdapat stasiun pompa bensin, restoran, toko souvenir maupun café yang berguna bagi para pengguna jalan untuk melepas lelah sambil mengisi perut. Karena itu saya merasa ‘nervous’ karena pada saat berangkat tadi saya tidak sempat makan pagi (karena bangun kesiangan) dan celakanya pula, saya tidak membawa bekal apapun untuk ‘ngemil’ di perjalanan.
Untungnya, perjalanan menyusuri daerah-daerah pedesaan di wilayah Normandie membuat waktu berjalan cepat, sehingga meski di dalam perut saya sudah terdengar bunyi-bunyian ‘berbagai alat musik orchestra’, setidaknya pandangan mata masih terpuaskan. Suasana damai dan tenang melewati padang bergunung-gunung sungguh kontras dengan suasana Paris yang hiruk pikuk dan hingar bingar.
Ketika akhirnya bus melewati daerah pesisir pantai yang banyak dipakai oleh masyarakat setempat sebagai tempat bertanam gandum karena tekstur tanahnya yang ‘flat’, saya menyaksikan nun jauh di sana, di balik kabut tebal mengarah ke laut lepas, sebuah bayangan pulau karang kecil berdiri ‘sendirian’. Semakin dekat, semakin terlihat pula bahwa di atas pulau karang tersebut berdiri sebuah bangunan berpola segitiga dengan menara menjulang ke langit. Tampak megah sekaligus misterius.
Le Mont Saint Michel termasuk dalam destinasi wisata yang dikunjungi dalam rute perjalanan yang tertulis di e-book serial TravelHemat Eropa 1. Silakan dapatkan panduan dan petunjuk lengkapnya,di sini!
Lanjutkan >> Le Mont Saint Michel (Bag. 2)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H