Mohon tunggu...
Just Me
Just Me Mohon Tunggu... -

-

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Panduan Detil Jalan-Jalan ke New Zealand

14 November 2010   09:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:37 936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tahun 1979, seorang penulis satir asal New Zealand - Tom Scott, menulis sebuah artikel di majalah NZ Listener dengan judul: "Terrible tragedy in the South Seas. Three million people trapped alive." Kalau di bahasa Indonesiakan, kira-kira judulnya seperti ini “Tragedi Besar di Laut Selatan: Tiga juta orang terjebak hidup-hidup!” Artikel itu ditulis untuk menyindir keberadaan New Zealand yang terletak di ujung selatan belahan bumi, yang merupakan sebuah negara yang relatif ‘terisolasi’ dari lalu lintas gegap gempita-nya dunia yang pada saat itu dihuni oleh 3 juta jiwa. Di tahun 2003 populasi negeri Kiwi ini meningkat menjadi 4 juta jiwa, di mana peningkatan populasinya tersebut disebabkan oleh arus imigrasi dari luar New Zealand. Imigran berkantong tebal berdatangan dari berbagai belahan dunia untuk membenamkan investasinya di berbagai sektor. Meski demikian, pertumbuhan jumlah penduduk di negeri yang terdiri atas dua pulau besar utama – North Island dan South Island ini, tidak bisa mengalahkan jumlah populasi hewan ternak domba yang mencapai 44 juta ekor! Hal ini kembali ditulis dalam sebuah artikel lain yang membahas tentang bahaya kelaparan di dunia, disebutkan bahwa penduduk di negeri ini bakal menjadi manusia terakhir yang bakal mampu bertahan hidup di muka bumi tanpa kuatir mengalami kelaparan, karena setiap penduduknya akan memiliki ‘jatah makan’ rata-rata 11 ekor domba. Hehehe.... Sektor pariwisata di New Zealand bertumbuh dengan pesat berkat peredaran trilogy film “Lord of The Rings” yang memang melakukan pengambilan gambar dengan setting alam New Zealand nan indah ini. Tak cuma itu, berbagai film serial TV popular seperti “Xena – The Warrior Princess” juga mengambil setting alam pegunungan New Zealand nan mengagumkan ini. Meski termasuk negeri yang terletak di ujung bumi, bukan berarti negeri ini tertinggal jauh dari peradaban moderen. Di tengah-tengah alam berudara segar dan pemandangan yang masih natural dan asri, kota-kota besar di New Zealand memiliki pusat perbelanjaan moderen yang buka 7 hari dalam seminggu – hal yang mungkin tidak bisa ditemui saat kita melakukan perjalanan ke Eropa – dengan berbagai merek papan atas kelas dunia. Dalam hal sarana dan prasarana transportasi, tatanan sistem yang rapi nan moderen juga sangat memanjakan para wisatawan yang berkunjung ke sana. Jalan tol yang lapang dan halus terbentang dari ujung utara North Island hingga ke ujung selatan South Island; jalur kereta api moderen berikut jadwal keberangkatan yang senantiasa tepat waktu dan berbagai bandara berkelas internasional - merupakan contoh keseriusan pemerintah setempat menggarap sektor pariwisata negeri ini. Kenyamanan transportasi khas negara maju bisa Anda rasakan di sini. Dalam hal kriminalitas, negeri ini relatif masih lebih aman dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. Hal ini lagi-lagi menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan mancanegara untuk berkunjung dan kemudian.... jatuh cinta. Tak heran, jika sebagian orang dari belahan lain di bumi ini banyak yang merencanakan untuk menghabiskan masa tuanya dengan menetap di New Zealand lantaran keelokan alamnya, meski di musim dingin, suhu udara di gugusan negeri kepulauan ini – terutama di bagian South Island – bisa sangat ekstrim. Jadi, jangan tunggu lebih lama lagi untuk menyaksikan sendiri betapa eloknya New Zealand, meski negeri dengan penduduk asli kaum Maori ini tidak bisa dibilang sebagai destinasi wisata yang murah meriah. Namun jangan kuatir, dalam ebook TravelHemat New Zealand ini, Anda bakal menemukan petunjuk lengkap bagaimana agar perjalanan Anda bisa menjadi lebih hemat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun