Mohon tunggu...
Gravitasi
Gravitasi Mohon Tunggu... -

- Memunguti keping demi keping kebahagiaan -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Penguji Kejujuran: di Sebuah Pojok Rumah Sakit Umum

25 Agustus 2015   21:20 Diperbarui: 25 Agustus 2015   21:24 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aha, sederhana numun juga pelik.

2. Sisi Konsumen (Pembeli atau bisa juga Pengutil majalah/ tabloid tersebut)

Password dari transaksi disini adalah: tanpa hukuman.

Ya, memang tak ada sanksi bagi siapa saja yang melanggarnya. Keniscayaan tak berlaku.

Jadilah benda ini lebih cenderung sebagai alat pengasah nurani hati terdalam yang bernama kejujuran. Bukan alat tes kejujuran. Sebab menguji berarti ada yang lulus dan gagal. Mengasah berarti membentuk atau membangun karakter.

 

Adalah dua benang merah yang bisa ditarik dari ‘mekanisme kerja’ benda ini:

i. Konsistensi

Dari sudut konsumen: andai saja sistem penjualan ini bisa dipertahankan terus dan bukan hanya berlaku untuk sekian bulan saja. Sesungguhnya, masyarakat (khususnya: pembacanya) akan memperhatikan dan mempertanyakan keberlangsungannya - walau mungkin hanya dalam hati saja.

Saya rasa, demikian pula yang terjadi pada pihak produsen.

Mereka pun tentu ‘diam-diam’ memperhatikan ‘oplah’nya disini. Adakan jumlah majalah yang terambil sama dengan jumlah uang dalam kotak terkunci yang disediakan? Jika “ya’’ maka bisa saja program ini akan dilanjutkan untuk waktu yang lebih panjang.

ii. Keindahan

Rak ini menyajikan keindahan – sebuah kesejukan oase di tengah sahara huru-hara bauran politik dan ekonomi di negara tercinta.

Ya, sebuah kepercayaan sekaligus sebuah godaan. Bahkan saya sesaat sempat bertanya dalam kalbu,”Mau apa saya? Mengambilnya begitu saja? Toh tak ada yang marah-marah? Atau meletakkan uang di kotak kaca?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun