Mohon tunggu...
Binsar Antoni  Hutabarat
Binsar Antoni Hutabarat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, penulis, editor

Doktor Penelitian dan Evaluasi pendidikan (PEP) dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Pemerhati Hak-hak Azasi manusia dan Pendidikan .Email gratias21@yahoo.com URL Profil https://www.kompasiana.com/gratias

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Corona Menyasar Penjual Sarapan Pagi, Puasa Mereka Makan Apa?

1 April 2020   09:53 Diperbarui: 1 April 2020   10:23 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Darurat corona dengan kebijakan libur sekolah dan work from home yang masih berlangsung hingga kini, berdampak besar pada penjaja makanan sarapan pagi. Diantara mereka yang terdampak adalah penjual nasi uduk dan ketupat sayur dalam satu gerobak di komples Duta Indah, Bekasi. 

Demi menafkahi anak-anak dan istrinya, penjual nasi uduk dan ketupat berusia setengah baya itu tetap menggelar dagangannya meski pelanggan terus menurun. Apa jadinya jika pemerintah menerapkan karantina wilayah yang membuatnya tidak bisa lagi berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya?

Jam enam pagi penjual nasi uduk dan ketupat sayur itu sudah siap melayani pelanggan. Kursi-kursi tempat duduk pelanggan sudah ditata dengan baik dipinggir jalan yang digunakannya tanpa membayar, meski ada saja petugas tak resmi yang menagih biaya kebersihan. 

Berbeda dengan hari sebelum ketakutan corona menghantui masyarakat Bekasi, pagi ini penjual nasi uduk dan ketupat itu hanya duduk dan memandangi jualannya yang belum juga dikunjungi pelanggan, alias belum dapat penglaris.

Biasanya, sebelum liburan sekolah dan adanya imbauan bekerja di rumah, penghuni kompeks duta indah akan mampir sejenak untuk membeli sarapan pagi untuk dimakan di tempat atau dibungkus untuk kemudian dimakan di kantor. 

Demikian juga tidak sedikit orang tua yang mengantar anak-anak mereka kesekolah mampir sejenak untuk membeli sarapan pagi untuk anak-anak mereka, ada yang minta dibungkus lalu pergia, dan ada juga yang makan di tempat itu. Laki-laki setengah baya itu kerap sibuk melayani pelanggan.

Sudah belasan tahun dia berjualan di kompleks Duta Indah, biasanya sekitar jam 9 atau jam sepuluh pagi laki-laki setengah baya itu sudah tidak ada lagi ditempatnya berjualan. 

Seluruh dagangannya sudah habis, dan laki-laki setengah baya itu pulang dengan senyum merekah karena sukses membawa uang untuk menafkahi keluarganya.

Setiap bulan puasa biasanya dia tidak berjualan, memilih menikmati bulan puasa bersama anak-anak dan istri. Tapi, kali ini wajah murungnya seperti ingin mengungkapkan, apa yang akan dimakan anak dan istri nya pada bulan puasa di kala buka dan saur jika pelanggan terus menurun?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun